2 Bulan Tidak Dibayar, Sopir Pengangkut Sampah di Jember Mogok 

Gara-gara belum adanya pengesahan APBD Jember 2020

Jember, IDN Times - Sopir pengangkut sampah di Kabupaten Jember melakukan mogok kerja setelah 2 bulan terakhir mengaku tidak dibayar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember. Tidak hanya upah, para supir truk juga belum mendapatkan uang pengganti pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM). Para sopir kemudian memarkir 31 kendaraan pengangkut sampah milik Pemkab Jember di halaman kantor Pemkab dan pendopo sebagai bentuk protes.

1. Dampak tidak ada pengesahan APBD 2020

2 Bulan Tidak Dibayar, Sopir Pengangkut Sampah di Jember Mogok Ilustrasi sampah. (Dok.Pribadi/Bernardinus Amanda Nugraha)

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jember, Arismaya Parahita membenarkan bahwa para sopir truk pengangkut sampah memang belum dibayar selama 2 bulan, termasuk persoalan uang BBM.

“Memang sudah 2 bulan ini pembayaran uang solar sering tersendat," kata Arismaya usai menemui para sopir, Senin (4/1/2021).

Mengetahui protes terhadap, Arismaya tidak bisa berbuat banyak. Menurutnya, telatnya pembayaran upah dan BBM kepada sopir pengangkut sampah merupakan dampak belum adanya pengesahan APBD Jember 2020.

Pada 30 Desember 2020, Pemprov Jawa Timur juga menolak APBD Jember 2020 yang diajukan bupati Faida melalui Peraturan Kepala Daerah (Perkada). Sementara belum ada pembasahan dan pengesahan anggaran APBD bersama DPRD Jember.

Sesuai aturan yang berlaku, Perkada APBD hanya bisa mengatur pembelanjaan yang bersifat rutin dan mendesak seperti gaji pegawai, bayar listrik, air dan lainnya. Berbeda dengan Peraturan Daerah (Perda) yang dibahas dan disepakati dengan DPRD Jember.

"Para sopir ini hanya menyampaikan aspirasinya, semoga bisa didengar oleh pemimpin yang ada di Jember. Karena itu, kami tidak bisa memberi kepastian penggantian uang solar kepada para sopir truk seperti sebelumnya,” ujarnya.

2. Jember terancam krisis sampah

2 Bulan Tidak Dibayar, Sopir Pengangkut Sampah di Jember Mogok Ilustrasi Sampah (Dok. KPNas)

Lebih lanjut, Arismaya menambahkan, dampak mogok sopir pengangkut sampah di Jember bisa mengakibatkan darurat kebersihan. Jumlah sampah di kawasan kota Jember saja, dalam sehari bisa mencapai 70 ton. 

"Situasi ini bisa menimbulkan ancaman krisis sampah di Jember selama beberapa hari ke depan," katanya. 

Meski demikian, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk sampah di Jember masih beroperasi. Pihaknya kemudian meminta maaf kepada masyarakat Jember.

"Kami mohon maaf atas situasi ini," ujarnya.

Baca Juga: Khofifah Diduga Tertular COVID-19 dari Staf Administrasi di Jember

3. Menunggu kepastian

2 Bulan Tidak Dibayar, Sopir Pengangkut Sampah di Jember Mogok Foto hanya ilustrasi. ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Sementara itu, Koorditor Sopir Truk Sampah, Senidar mengaku tidak tahu sampai kapan akan melakukan aksi mogok, selama tidak ada kepastian upah dan BBM untuk kendaraan.

"Kami terpaksa harus mogok karena tidak ada kepastian penggantian BBM. Entah sampai kapan kita parkirkan truk di sini. Bayaran juga belum dibayar. Kalau dulu masih ada TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai), bisa kami talangi dulu. Sekarang tidak ada,” kata Senidar.

Baca Juga: Khofifah Terpapar COVID-19 Usai Kunjungi Jember, Satgas Bungkam

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya