Takmir Masjid di Surabaya Diduga Gelapkan Uang Pembangunan Rp2,8 M

Masjid dibangun sejak 2017 tapi tak kunjung rampung

Surabaya, IDN Times - Masjid yang sejatinya adalah tempat suci bagi umat Muslim, tak membuat seorang pria berinisial WA memiliki hati. WA yang merupakan seorang ketua Takmir Masjid sekaligus ketua panitia pembangunan Masjid Al-Islah Kenjeran, Surabaya itu justru diduga menggelapkan dana pembangunan masjid sebanyak Rp2,8 miliar. 

1. Pembangunan masjid tak junjung selesai

Takmir Masjid di Surabaya Diduga Gelapkan Uang Pembangunan Rp2,8 MSuasana Masjid Al-Islah Surabaya, Selasa (22/2/2022). IDN Times/Khusnul Hasana

Masjid yang berada di jalan Kenjeran Surabaga ini sebenarnya sudah mulai dibangun sejak 2017, namun hingga kini belum selesai. Dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang ada, pembangunan ini membutuhkan dana sekitar Rp14,8 miliar.

“Kalau berdasarkan RAB, harusnya kan sudah selesai pembangunannya. Bahkan ada dana yang lebih. Tapi, kalau melihat bahan bangunan yang terus naik harganya, mungkin bisa naik sampai 30 persen lah dari RAB,” ujar Juru bicara pengurus masjid, Didik Suko Sutrisno, Selasa (22/2/2022). 

Didik mengatakan bahwa anggaran tersebut didapat melalui sumbangan sukarela warga yang melintas di sekitaran pembangunan masjid serta dari warga sekitar.

Baca Juga: Dugaan Penggelapan Investasi Tambang Rp20,5 M, Ini Versi Pelapor

2. Setiap hari WA meminta uang Rp 4 juta dari hasil sumbangan

Takmir Masjid di Surabaya Diduga Gelapkan Uang Pembangunan Rp2,8 MSuasana Masjid Al-Islah Surabaya, Selasa (22/2/2022). IDN Times/Khusnul Hasana

Dalam pembangunan, takmir masjid berinisiatif untuk meminta sumbangan kepada warga yang melintas di depan Masjid. Dalam sehari rata-rata pihak Masjid berhasil mengumpulkan uang Rp10 juta. WA pun disebut selalu minta sebagian dari uang tersebut.

“Setiap hari, pak WA selalu minta uang operasional. Nominalnya Rp4 juta. Tapi, bisa juga lebih,” kata Didik.

Dari kecurigaan ini, warga melakukan mediasi dengan kelurahan Gading, LPMK, Camat, kepolisian dan beberapa pihak lainnya. Mediasi dilakukan sebanyak 3 kali. Warga meminta untuk sementara kegiatan meminta sumbangan dihentikan.

"Dalam mediasi kedua yang digelar bulan November 2021 lalu, pemerintah setempat menyarankan kepada WA untuk menyiapkan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ). Karena, sejak dilakukan pembangunan mulai 2017 sampai November 2021, tidak pernah ada LPJ,” jelasnya.

3. Hasil Audit selisih Rp 2,8 miliar

Takmir Masjid di Surabaya Diduga Gelapkan Uang Pembangunan Rp2,8 MIlustrasi korupsi (IDN Times/Mardya Shakti)

WA pun membuat LPJ hanya dalam waktu lima hari. Atas kejanggalan itu, Warga kemudian melakukan audit independen. Dari hasil audit itu terdapat selisih dana sebesar Rp2,8 miliar.

"Selisih itu baru penggalangan dana siang saja. Belum termasuk malam dan masuk dari donatur lainnya," tutur Didik.

Ia juga menuturkan bahwa selisih tersebut belum termasuk dana yang terkumpul di kas pembangunan. Di kas pembangunan terkumpul Rp29 miliar.

Atas hal ini, WA pun dilaporkan ke Polrestabes Surabaya dengan nomor laporan TPL/B/174/I/2022/SPKT/POLRESTABES SURABAYA/POLDA JATIM. Pihaknya pun telah dimintai keterangan oleh penyidik. Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Mirzal Maulana pun membenarkan laporan tersebut. "Iya ada laporan terkait penggelapan dana pembangunan Masjid," ucapnya singkat.

Baca Juga: Kasus Salah Transfer, Alasan Jaksa Ganti TTPU Jadi Pasal Penggelapan

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya