RS di Surabaya Harus Bayar Rp50 Ribu Jika Telat Layani Warga

Tuh kalau telat layani pasien bayar

Surabaya, IDN Times - Pelayanan di dua rumah sakit milik Pemerintah Kota Surabaya RSUD Dr Soewandhi dan RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) akan diterapkan kompensasi Rp50 ribu jika telat melayani masyarakat. Hal itu diterapkan Wali Kota Surabaya, Eri Cahayadi 

Demikian disampaikan Wali Kota Eri Cahyadi selepas meninjau hasil evaluasi perbaikan pelayanan di RSUD Dr Soewandhie Surabaya, Kamis (8/12/2022). Evaluasi ini merupakan hasil sidak wali kota bersama jajarannya pada Senin, 28 November 2022.

"Hasil evaluasi hari ini sudah sesuai yang seperti kita rencanakan. Jadi tadi ada Farmasi tapi belum ada tulisan, karena tulisannya ditaruh di loket bahwa kalau ada keterlambatan akan diberikan kompensasi Rp50 ribu," kata Eri.

1. Poster kompensasi ditempel di dekat loker

RS di Surabaya Harus Bayar Rp50 Ribu Jika Telat Layani WargaInformasi tentang kompensasi pelayanan tertempel di RSUD BDH. (Dok. Diskominfo Kota Surabaya).

Ia pun lantas meminta agar poster tulisan kompensasi Rp50 ribu tidak hanya ditempel di dekat loket pelayanan. Melainkan juga dapat ditambah di depan ruangan Farmasi.

"Sehingga orang juga akan bisa mengontrol, sesuai tidak saya dengan menunggu waktu yang direncanakan," tegasnya.

Baca Juga: Setelah Dilabrak Wali Kota, Begini Pelayanan di RS dr Soewandhie

2. Uang kompensasi bentuk tanggung jawab

RS di Surabaya Harus Bayar Rp50 Ribu Jika Telat Layani WargaPelayanan di RSUD BDH. (Dok. Diskominfo Kota Surabaya).

Eri menuturkan, uang kompensasi Rp50 ribu itu merupakan bentuk tanggung jawab manajemen rumah sakit. Kompensasi diberikan sebagai ganti rugi manajemen apabila durasi pelayanan melebihi waktu yang ditentukan.

"Semoga ini menjadi koreksi bersama sehingga lebih cepat, lebih cepat dan lebih cepat. Kalau saya lihat sudah tidak ada antrean, karena ini mempercepat," ujarnya.

3. Beberapa evaluasi lainnya

RS di Surabaya Harus Bayar Rp50 Ribu Jika Telat Layani WargaPelayanan di RSUD BDH Surabaya. (Dok. Diskominfo Kota Surabaya).

Selain evaluasi terhadap durasi pelayanan, ada beberapa hal yang menjadi evaluasi. Seperti pelayanan yang lebih modern yakni melalui aplikasi E-health (online).

"Kalau langsung datang saya minta juga ada nomor jamnya yang tercantum di sana. Sehingga kita tahu rencana masuk jam berapa. Saya maunya onsite juga ada jamnya, sehingga orang tahu tidak ada fitnah, dia (pasien) datang jam sekian," jelasnya.

Sementara evaluasi ketiga adalah terkait dengan perbaikan mekanisme bagi pasien yang mendaftar tiga bulan sebelumnya. Meski warga bisa mendaftar tiga bulan sebelumnya untuk mendapatkan pelayanan di RSUD Dr Soewandhie, namun nomor pendaftaran mereka tertumpuk dengan pasien yang lebih baru mendaftar.

"Nah ini yang saya minta koreksi harus ada jamnya. Tapi Alhamdulillah tadi semuanya (pasien) yang kita tanya, bahkan mengucapkan terima kasih dengan rumah sakit Dr Soewandhie, karena jauh lebih cepat rata-rata satu jam sudah pulang termasuk obatnya. Inilah yang saya harapkan," ungkapnya.

Meski begitu, Eri juga mengharapkan agar manajemen RSUD Dr Soewandhie dapat lebih meningkatkan kenyamanan ruang pelayanan. Termasuk pula kenyamanan pasien atau keluarganya ketika berada di ruang tunggu.

"Saya berharap posisinya lebih nyaman lagi. Jadi nanti saya minta ruang tunggu dikasih televisi, termasuk ruang poli juga dikasih televisi," pungkasnya. 

Baca Juga: Eri Beri Waktu Sepekan RSUD dr Soewandhie Perbaiki Layanan

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya