Peringatan 6 Tahun Bom Surabaya di Gereja SMTB Berlangsung Khidmat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Peringatan enam tahun peristiwa bom 13 Mei 2018 di Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) Surabaya berlangsung khidmat, Senin (13/5/2024) malam. Peringatan ini digelar dengan acara doa bersama, menyalakan lilin dan tabur bunga.
Kegiatan ini diikuti oleh sejumlah komunitas, seperti Gus Durian, Pemuda PGI, Puanhayati dan lainnya. Selain menyalakan lilin dan tabur bunga, ada berbagai kegiatan yang digelar mulai teaterikal, musikalisasi puisi, hingga pertunjukkan musik.
Romo Kepala Paroki Gereja Santa Maria Tak Bercela Benediktus Prima Novianto mengatakan, selama pandemik, kegiatan peringatan Bom Surabaya digelar tertutup untuk warga gereja. Baru pada 2024, peringatan digelar bersama berbagai komunitas.
"Dari Gusdurian lintas agama datang mengadakan acara kami bersyukur berterima kasih, peristiwa tidak hanya beban umat katolit, tapi peristiwa menjadi keprihatinan bersama. Lalu terbentu solidaritas. Sejak peristiwa komunitas aktif datang memberikan peneguhan, support," ungkapnya.
Dalam acara tersebut ada keluarga enam korban yang turut hadir. Mereka ikut berdoa bersama para undangan.
"Jam 6 ibadah dulu mendoakan korban, mengundang keluarga dan silaturahmi. Itu kita lakukan terus setiap tahun, agar mereka tidak sendiri. Mereka pahlawan, ketika mengalami penderitaan, korban punya kasih luar biasa, mengampuni pelaku bom," tuturnya.
Lewat peringatan ini, diharapkan semua orang merawat kedamaian antar umat beragama. Sehingga peristiwa yang sama tak terjadi lagi di Indonesia.
"Kami melihat pemuka agama solid menguatkan dan membawa harapan bahwa peristiwa ini jangan sampai terulang lagi, mari rawat bersama wujudkan Indonesia damai," katanya.
Sementara itu, Koordinator Gerakan Gusdurian Surabaya dan panitia kegiatan Siti Sumriyah mengatakan, tema peringatan enam tahun bom Surabaya ini bertema Merawat Ingatan, Merajut Harapan. Dengan makna, peristiwa tersebut tak boleh dilupakan, namun juga tak boleh larut berlama-lama.
"Maknanya, kita tidak pernah lupa tragedi itu. Setelah tragedi tidak perlu berlama-lama trauma, move on (berpindah) jahit kembali yang sobek oleh orang-orang mengebom. Walau menyakitkan. Diperingati agar mengingat terus," ujar Sumriyah.
Baca Juga: Satu Korban Kecelakaan Maut di Kawasan Bromo Warga Surabaya