Eri Jawab Isu Pemangkasan Kader Kesehatan 

Eri menuding isu pemangkasan datang dari kelompok tertentu

Surabaya, IDN Times - Kader Kesehatan Kota Surabaya adalah ibu-ibu di lingkungan masyatakat mulai dari kelurahan hingga RT. Mereka dibentuk oleh pemerintah kota sejak beberapa tahu silam dengan tujuan untuk membantu dalam mensosialisasikan kesehatan hingga penangannya. Namun, akhir-akhir ini muncul isu pemangkasan kader kesehatan itu.

Isu itu muncul setelah Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi berencana menyeleksi kader Buser Surabaya Hebat dengan sejumlah syarat. Diantara syaratnya yakni harus minimal lulusan SMP dan berumur maksimal 65 tahun. Syarat-syarat tersebut lah yang membuat kader akhirnya terpangkas.

1. Sejumlah kader terpaksa mengundurkan diri

Eri Jawab Isu Pemangkasan Kader Kesehatan Aktivitas kader kesehatan kota Surabaya. dok. Istimewa.

Salah satu koordinator kader yakni Ninik Ria Kusuma Wati, yang merupakan koordinator kader kesehatan Kelurahan Keputih, bersama rekan-rekannya ia memilih untuk mengundurkan diri setelah mendengar isu tersebut. Mereka pun serentak berhenti melakukan Penyuluhan Kegiatan Masyarakat (PMK).

"Semua mengundurkan diri mulai hari ini, kasihan yang sudah sepuh, puluhan tahun jadi kader," tuturnya, Selasa (1/3/2022).

Bukan hanya itu, kenaikan intensif Rp400 ribu pun juga banyak persyaratan. Apalagi tak ada keterangan gaji.

"Gak ada keterangan membuat kita kecewa, langsung kasih cash kaya dulu jadikan enak, setiap ada kegiatan dikasih," ungkapnya.

Baca Juga: Honor Kader Kesehatan Surabaya Naik Hingga Rp400 Ribu

2. DPRD Kota Surabaya minta pemkot cabut kebijakan ini

Eri Jawab Isu Pemangkasan Kader Kesehatan Aktivitas kader kesehatan kota Surabaya. dok. Istimewa.

Wakil Ketua DPRD Surabaya, Reni Astuti pada Sabtu (26/2/2022) mendapat berbagai keluhan masyarakat terkait isu pemangkasan kader kesehatan ini. Misalnya pada Sabtu (26/2/2022) lalu, ia menerima keluhan dari salah satu RW di Tandes, dari 60 kader dipangkas menjadi 22 kader. Kemudian di Kelurahan Kupang, dari 103 kader menjadi 26 kader.

Ia menuturkan bahwa 99 persen kader kesehatan adalah ibu rumah tangga, mereka adalah penggerak kesehatan di kampung masing-masing. Sehingga ia berharap, Pemerintah kota bisa membatalkan kebijakan ini.

"Mohon untuk tidak mengambil kebijakan pemangkasan kader kesehatan, karena mereka sudah begitu lama mengabdi," ujarnya.

Mereka hadir untuk mengabdi kepada masyarkakat dan membantu pemerintah kota dalam pelayanan kesehatan.

3. Eri Cahyadi menampik isu pemangkasan kader kesehatan

Eri Jawab Isu Pemangkasan Kader Kesehatan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. (Dok. Pemkot Surabaya)

Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menampik adanya isu pemangkasan kader kesehatan. Saat peluncuran kader Madagaskar, pagi tadi, Selasa (1/3/2022) ia mengatakan tak ada yang memangkas kader.

"Ada kader yang dipecat, itu yang bilang siapa, kalau tidak mengerti jangan menyimpulkan," ujarnya.

Ia menilai bahwa isu pemangkasan itu datang dari kelompok tertentu yang berusaha untuk bermain-main. Eri berpesan kepada seluruh kader di Surabaya agar tetap bergotong-royong membangun kota Surabaya.

"Kita bekerja hanya untuk kepentingan umat, bukan mementingkan kelompok, Surabaya lahir dari kegotong royongan," tandasnya.

Ia menginginkan agar seluruh kader yang ada di Surabaya menjadi satu bagian. Sehingga, tidak ada kader yang paling lebih hebat. Sebab, seluruhnya memiliki tujuan sama, yakni bekerja atas dasar sosial kemanusiaan untuk menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat.

"Jika kekuatan hati ini jadi satu dengan kekeluargaan dan gotong-royong, maka selesai masalah di Surabaya. Tidak ada orang miskin, tidak ada bayi stunting, tidak ada gizi buruk," tegas dia.

Bahkan, sebagai bentuk perlindungan kepada para kader, Eri berencana membuat sebuah sistem. Melalui sistem tersebut, maka diharapkan eksistensi kader Surabaya tak akan bisa digeser oleh siapapun.

"Makanya saya membuat sistem. Kalau output nya ada, maka kader ini tidak bisa digeser oleh siapapun. Karena mereka orang-orang hebat dan ikhlas," pungkasnya.

Baca Juga: Eri Cahyadi Tolak RS COVID-19 di Lingkungan Mal CITO

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya