9 Ribu Warga Surabaya Tak Lagi Dapat Bantuan Permakanan

Banyak masyarakat mengeluh

Surabaya, IDN Times - Sebanyak 9.916 masyarakat Surabaya tak lagi mendapat permakanan di tahun 2023. Hal ini setelah dilakukan verifikasi ulang penerima permakanan dari tahun 2022 ke tahun 2023. 

Data penerima intervensi permakanan pada 2022, untuk orang lanjut usia (lansia) sebanyak 20.378, penyandang cacat (PACA) sebanyak 6.814, dan yatim sebanyak 6.088. Lalu dilakukan verifikasi ulang pada 2023, penerima intervensi permakanan untuk lansia sebanyak 14.847, PACA sebanyak 4.392, dan yatim sebanyak 4.125. Sehingga ada penurunan jumlah penerimanya.

1. Banyak masyarakat mengeluh tak dapat permakanan

9 Ribu Warga Surabaya Tak Lagi Dapat Bantuan PermakananGemerlap Kota Surabaya tampak dari udara. (Dok. Diskominfo Surabaya)

Ketua Komisi D DPRD Surabaya dari Fraksi PDI Perjuangan, Khusnul Khotimah mengatakan, atas pengurangan ini, pihaknya banyak menerima keluhan dari masyarakat. Terutama lansia yang tak lagi mendapatkan bantuan tersebut.  

"Karena ada pengurangan itu, banyak keluhan dari lansia yang tidak lagi masuk dalam penerima manfaat permakanan," ujar Khusnul. 

Baca Juga: Jelang Piala Dunia U-20 2023, Pemkot Surabaya Mulai Percantik Wisata

2. Masyarakat yang ingin kembali dapat bisa ajukan ke pemerintah

9 Ribu Warga Surabaya Tak Lagi Dapat Bantuan PermakananBalai Kota Surabaya. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Masyarakat yang tak lagi mendapat permakanan dan ingin tetap mendapatkan permakanan, bisa mengusulkan ke Pemerintah melalui anggaran Bantuan Tak Terduga (BTT). Sayangnya, proses pengajuan ini cukup panjang. 

Khusnul pun mengusulkan agar proses pengajuan permakanan melalui anggaran Bantuan Tak Terduga (BTT) prosesnya tidak berbelit dan cepat. Bahkan proses pengajuan ditarget bisa selesai dalam kurun waktu 1 X 24 jam. 

"Namun saya tetap menekankan terkait pentingnya waktu atau timeline pengajuan hingga pelaksanaan jangan sampai lebih dari 1 X 24 jam, karena tentunya data tambahan tersebut juga dilakukan verifikasi di lapangan. Termasuk juga bisa dilakukan berbasis digital," jelasnya.

Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya ini mengatakan, hingga saat ini pengajuan usulan permakanan melalui anggaran BTT per 16 Januari 2023 sebanyak 135 lansia. Jumlah ini kemungkinan akan terus bertambah seiring semakin banyak orang tahu bagaimana mekanisme pengajuan usulan tambahan penerima manfaat program permakanan.

"Jika dimungkinkan dalam percepatan pemberian intervensi permakanan bagi warga yang belum masuk database pemkot, bisa mengusulkan ke Kemensos agar kuota ditambahkan. Karena tahun 2023 permakanan tidak lagi masuk program dinsos namun bansos dengan mengacu Permendagri 77/ 2020," tandasnya. 

3. Banyak penerima permakanan tak tepat sasaran di 2022

9 Ribu Warga Surabaya Tak Lagi Dapat Bantuan PermakananPengibaran bendera merah putih di Balai Kota Surabaya. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menjelaskan, jumlah ini turun karena pada 2022 banyak penerima permakanan yang tidak tepat sasaran. Bahkan, ada penerima manfaat yang tergolong mampu namun mendapatkan permakanan. 

"Lek mampu o ojo dikei lah, kan Ono anake seng iso ngopeni (kalau mampu ya jangan dikasih lah, kan ada anaknya yang bisa merawat)," kata Eri. 

Bukan cuma itu, data ini turun karena penerima manfaat sudah keluar dari kategori warga miskin dan pra miskin. Sehingga mereka tak lagi dapat permakanan. 

Baca Juga: Tilang Manual di Surabaya Belum Diterapkan

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya