Perajin Tempe di Lamongan Ini Pilih Gak Mogok Produksi

Tidak mogok demi para karyawan

Lamongan, IDN Times - Di tengah seruan aksi mogok masal yang dilakukan para produsen tempe di beberapa daerah, ternyata tak berlaku bagi Wawan (33). Produsen tempe asal Desa Plaosan, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan ini mengaku tetap memproduksi tempe dan menjualnya kepada para pedagang di Pasar Agrobisnis Babat.

1. Mogok produksi tempe tidak mempengaruhi pemerintah

Perajin Tempe di Lamongan Ini Pilih Gak Mogok ProduksiProdusen tempe asal Desa Plaosan, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan tetap memproduksi tempe meski harga kedelai naik. IDN Times/Imron

Wawan sendiri tak mengikuti jejak para perajin tempe lainnya, yang tiga hari ini berturut-turut mogok beroperasi sebagai bentuk protes naikan harga kedelai yang mencapai Rp11 ribu per kilogramnya. Karena bagi Wawan mogok produksi tidak akan mempengaruhi harga tempe yang melambung tinggi tersebut.

"Ya percuma saja kalau kita mogok masal tidak memproduksi tempe, karena gak mungkin harga kedelai langsung turun dan mogok berproduksi juga gak berpengaruh pada pemerintah," kata Wawan, Selasa (22/2/2022).

Baca Juga: Dear Emak-emak, Ukuran Tempe di Surabaya Bakal Menyusut 

2. Alasan karyawan yang menjadi pertimbangan Wawan tidak mau berhenti beroperasi

Perajin Tempe di Lamongan Ini Pilih Gak Mogok ProduksiProdusen tempe asal Desa Plaosan, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan tetap memproduksi tempe meski harga kedelai naik. IDN Times/Imron

Wawan juga mempertimbangkan alasan dia tidak ikut mogok memproduksi tempe secara masal. Karena hal itu juga akan berpengaruh terhadap para karyawannya yang selama ini bekerja di tempatnya. Wawan sendiri sudah menjadi produsen tempe sejak 4 tahun yang lalu dan naik dan turunnya harga kedelai pun sering ia rasakan.

"Kalau kedelai yang kita buat tempe ini impor dari Amerika mas. Di sini sudah ada orang yang menyetok barangnya. Dulu harga kedelai masih Rp9.000 tapi sekarang naik menjadi Rp11 ribu," jelasnya.

3. Ukuran tempe yang kecil membuat pelanggan Wawan tak kembali

Perajin Tempe di Lamongan Ini Pilih Gak Mogok ProduksiProdusen tempe asal Desa Plaosan, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan tetap memproduksi tempe meski harga kedelai naik. IDN Times/Imron

Wawan mengaku naiknya harga kedelai yang menjadi bahan batu pembuatan tempe sangat dirasakan oleh dirinya dan pengusaha tempe di wilayah Babat. Agar usahanya tetap berjalan dan tidak mengalami kerugian yang besar, Wawan mencoba membuat tempe dengan ukuran lebih kecil dari pada biasanya.

"Ya jujur saja mas, banyak pelanggan saya yang kabur tidak kembali lagi karena tempe yang saya buat ini ukurannya saya perkecil dan harganya pun masih tetap sama. Kalau gak seperti itu ya kita yang rugi," pungkasnya.

Baca Juga: Tiga Hari ke Depan, Tempe Bakal Sulit Ditemui di Surabaya

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya