Lawan Kecanduan Gadget, Komunitas Minta Dongeng Dimasukkan Kurikulum

Mana nih generasi Susan dan Kak Ria?

Lamongan, IDN Times - Kegiatan mendongeng dewasa ini sudah mulai ditinggalkan oleh sebagian masyarakat khususnya, para generasi muda. Kawula muda lebih memilih bermain gadget ketimbang harus menekuni dunia dongeng. Maka tak jarang di sejumlah daerah sudah tidak lagi ditemukan komunitas-komunitas pendongeng. Dari sedikit daerah yang punya komunitas pendongeng, Lamongan adalah salah satunya. Mereka pun meminta agar dongeng dimasukkan dalam kurikulum.

Baca Juga: 7 Dongeng Sebelum Tidur untuk Anak yang Banyak Pesan Moral

1. Kecanduan gadget bikin anak meninggalkan dongeng

Lawan Kecanduan Gadget, Komunitas Minta Dongeng Dimasukkan KurikulumInstagram.com/dongengkopi

Pegiat dongeng Kabupaten Lamongan, Hartiwi menilai perlu adanya terobosan bagi pemerintah agar seni tutur ini tidak tergerus pertumbuhan zaman. Caranya dengan memasukkan dongeng di kurikulum pelajaran sekolah. Dengan begitu, siswa akan lebih mengenal dongeng.

"Keberadaan dongeng saat ini mulai ditinggalkan karena tadi pengaruhnya teknologi atau gadget. Anak-anak sekarang lebih memilih bermain gadget ketimbang harus mendongeng atau mendengarkan dongeng," kata Hartiwi, Selasa (14/3/2023).

Baca Juga: 5 Film Genre Fantasi yang Membawamu ke Negeri Dongeng

2. Kegiatan mendongeng bagus untuk pertumbuhan anak

Lawan Kecanduan Gadget, Komunitas Minta Dongeng Dimasukkan KurikulumIlustrasi anak membaca dongeng (pexels.com/Lina Kivaka)

Hartiwi menjelaskan, kegiatan mendongeng sebenarnya sangat baik bagi pertumbuhan anak-anak. Sebab, hampir semua dongeng menyelipkan pesan positif untuk para pendengarnya. Ia mencontohkan seperti cerita Timun Mas dan lainnya. 

"Dongeng ini sangat baik untuk pendidikan moral ya karena dalam pesan yang disampaikan mengandung perilaku pesan yang baik," jelasnya.

3. Harus ada wadah bagi komunitas pendongeng

Lawan Kecanduan Gadget, Komunitas Minta Dongeng Dimasukkan KurikulumDongeng Kopi (instagram.com/dongengkopi)

Di Lamongan sendiri komunitas pendongeng nyaris tak diminati. Para pencinta dongeng pun biasanya bergabung dengan komunitas penulis sejarah di Lamongan. Menurut Hartiwi, sebenarnya untuk bisa mengaktifkan kembali kecintaan dongeng di masyarakat pemerintah juga perlu membuat wadah.

"Untuk komunikasi pendongeng di Lamongan sendiri saat ini jumlahnya sekitar 50 an orang dan ini rata-rata seorang guru SD, TK dan PAUD. Dan ke depannya kita berharap ada perhatian agar dongeng ini tetap lestari," kata wanita yang pernah juara umum 3 dongeng tingkat provinsi ini.

Baca Juga: Dongeng: Pengertian, Ciri-ciri, Struktur, Unsur, dan Contohnya

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya