Cerita Perajin Sepatu di Tuban, Omzet Malah Naik di Tengah Pandemik

Sehari bisa produksi 250 pasang sepatu

Tuban, IDN Times - Pandemik ternyata tak selamanya membuat duka. Di Tuban, perajin sepatu malah meraup untung. Wahidatin (36) perajin sepatu asal Desa Klotok, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban misalnya, omset penjualan sepatu sawahnya malah mengalami kenaikan. 

"Selama pandemik COVID-19 ini gak ada pengaruhnya mas, karena sepatu sawah yang kita produksi ini kita khususkan bagi petani dan petani sendiri juga tidak terimbas," katanya saat ditemui IDN Times, Selasa (16/3/2021).

1. Sehari bisa produksi sepatu sawah sebanyak 250 pasang

Cerita Perajin Sepatu di Tuban, Omzet Malah Naik di Tengah PandemikPerajin sepatu sawah asal Kabupaten Tuban. IDN Times/Imron

Untuk memenuhi permintaan pasar, Wahidatin telah memperkerjakan 14 orang setiap harinya. Dalam sehari, karyawannya itu bisa memproduksi 250 pasang sepatu. Sedangkan untuk satu pasangan sepatu ia jual dengan harga Rp25 ribu.

"Ada dua jenis sepatu sawah yang kita produksi, yang semuanya itu berbahan dasar parasit plastik atau jaring. Sepatu ini berguna untuk melindungi kaki petani dari cangkang binatang siput sawah," terangnya sambil memperlihatkan sepatu buatannya.

2. Penjualan sepatu sawah dilakukan secara online, pembelinya hingga Aceh

Cerita Perajin Sepatu di Tuban, Omzet Malah Naik di Tengah PandemikPerajin sepatu sawah asal Kabupaten Tuban. IDN Times/Imron

Untuk pemasangan sepatu sawah sendiri, Wahidatin memanfaatkan media sosial, baik Facebook dan lainnya. Sementara untuk pemesanan yang berasal dari wilayah Lamongan, Bojonegoro dan Tuban sendiri biasanya akan diantar secara langsung ke pelanggan.

"Kami sudah mengirimkan sepatu sawah ini sampai ke Aceh, Sulawesi Tengah, Palu, Kalimantan, Jawa Barat dan beberapa daerah lain di Indonesia," terangnya.

Baca Juga: Perpres Miras Dicabut, Penjual Tuak Tuban Ikut Bersuara

3. Modal pembuatan sepatu sawah sebesar Rp25 juta

Cerita Perajin Sepatu di Tuban, Omzet Malah Naik di Tengah PandemikPerajin sepatu sawah asal Kabupaten Tuban. IDN Times/Imron

Wahidatin menjelaskan, ide pembuatan sepatu sawah sendiri muncul dari suaminya bernama Munip (38). Saat itu, Munip iseng-iseng membuat sepatu yang terbuat dari karung plastik. Oleh beberapa warga, Munip akhirnya diminta untuk memproduksi sepatu sawah tapi dengan bahan lainnya.

"Bapaknya bikin dari karung plastik dan untuk modal awal kami sampai gadaikan sawah senilai Rp25 juta," ujar Wahidatin yang sudah menekuni bisnis sepatu selama lima tahun tersebut.

4. Bisa memberikan pemasukan uang bagi masyarakat setempat

Cerita Perajin Sepatu di Tuban, Omzet Malah Naik di Tengah PandemikPerajin sepatu sawah asal Kabupaten Tuban. IDN Times/Imron

Sementara itu, Kepala Desa Klotok Suharyoto mengatakan, di Desa Klotok sendiri ada beberapa sentra industri rumahan. Selain ada sepatu sawah, masyarakat setempat juga ada yang memproduksi tas, sablon dan lainnya.

"Alhamdulillah hampir keseluruhan masyarakat di Dusun Dolok, Desa Klotok ini 25 persen masyarakat mengantungkan hidupnya dari kerajinan. Dan dengan adanya usaha ini masyarakat kami sangat terbantu," ucapannya.

Baca Juga: Diduga Punya Masalah Pribadi, Pria Tuban Gantung Diri di Kamar Mandi

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya