Berkumpul dengan Lansia, Wali Kota Malang Titip Amanah untuk Anak Cucu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times – Para lansia meminta Wali Kota, Wakil Wali Kota, dan Ketua DPRD Kota Malang berkumpul di Taman Lansia Indragiri pada acara peringatan HUT Lanjut Usia (Lansia) ke-23 yang digelar di Hall Istana Dieng (14/9).
"Kami ingin Pak Wali Kota, Pak Wawali selaku Ketua Korda Lansia Kota Malang, dan Pak Ketua DPRD, menyempatkan waktu secara periodik untuk bercengkerama dengan lansia Kota Malang. Bertepatan kita sudah punya Taman Lansia di Indragiri, tapi seakan hanya nama tanpa diperkaya aktivitas secara maksimal. Dengan jagongan secara periodik, maka selain mempererat hubungan dan silaturahmi juga makin menguatkan keberadaan Taman Lansia Indragiri," demikian permohonan Profesor Djanggan Sargowo, selaku Ketua Umum Yayasan Gerontologi Abiyoso Malang.
1. Pemkot Malang berkomitmen menjaga kualitas layanan kesehatan untuk para lansia
Secara hakiki, Wali Kota Sutiaji menekankan pentingnya silaturahmi.
"Dengan silaturahmi kita akan dipanjangkan usia. Dan perlu digarisbawahi, pola sosial dan komunikasi akan memberikan pengaruh signifikan terhadap angka harapan hidup. Maka interaksi secara intens sangatlah penting," respons Wali Kota Malang atas permintaan Komunitas Lansia kota Malang.
Diutarakan suami Hj. Widayati Sutiaji tersebut, bahwa angka harapan hidup di Indonesia berada pada kisaran usia 73 tahun.
"Namun berdasarkan lelang kinerja dari Dinas Kesehatan kota Malang, maka angka harapan hidup untuk Kota Malang kita patok di usia 80 tahun. Artinya, Pemkot Malang sangat berkomitmen dalam menjaga kualitas layanan kesehatan untuk para lansia. Oleh karenanya pula, meskipun dalam satu persyaratan terkait kepedulian lansia perlu adanya panti panti jompo, tapi saya lebih menghendaki agar tidak ada lansia Kota Malang yang berada di panti jompo. Artinya pula lembaga rumah tangga kuat hingga warga memasuki masa masa lansia," tegas Pak Aji, sapaan akrab Sutiaji.
2. Sutiaji ajak para lansia membekali anak cucu dengan pendidikan moral agama dan budi pekerti
Didampingi Wakil Wali Kota, Sofyan Edy Jarwoko dan Ketua DPRD kota Malang, Made Rian Diana, Sutiaji juga menitipkan dukungan kepada para lansia untuk ikut menguatkan misi pendidikan karakter yang lagi getol digarap Pemkot.
"Ini tantangan yang sungguh tidak ringan bapak/ibu. Kalau ini kita tidak serius, saya khawatir Indonesia akan hilang karena kehilangan karakter dan jati dirinya. Anak-anak kita saat ini makin asing dengan nilai-nilai budaya sendiri, unggah-ungguh, dan kesopanan bisa menjadi hal yang langka. Belum lagu pengaruh gawai gadget, itu semua perlu perhatian kita semua. Karenanya saya mohon untuk kita sama sama membekali anak cucu kita dengan pendidikan moral agama dan budi pekerti, "ajak Sutiaji.
3. Para lansia juga diberikan informasi tentang gejala serangan jantung
Prof. Djanggan sebagai pemateri kesehatan lansia, mengingatkan akan bahaya penyakit jantung.
"34,1 persen masyarakat Indonesia terkena hipertensi. Dan itu potensi besar terhadap serangan jantung," jelasnya yang juga sebagai Ketua Gerontologi Abiyoso Malang.
Dokter yang ramah ini mengajak untuk mengenali gejala sejak dini penyakit jantung, antara lain cepat lelah, sesak semakin meningkat, bengkak kaki dan tungkai bawah.
Diinfokan pula oleh Prof Djanggan, bahwa prevelansi lansia di Indonesia 9,9 persen dan di Jawa Timur 10,4 persen. Ada pun jumlah lansia Kota Malang di angka 75 ribu-80 ribu lansia. Selain mengharapkan dukungan layanan kesehatan dan sarana penunjang untuk lansia seperti jalan yang baik, komunitas lansia kota Malang juga berkomitmen mendukung program ekonomi kreatif Wali Kota Sutiaji.
"Ekonomi kreatif bukan hanya milik anak muda, tapi lansia juga bertekad untuk menyumbang," tegas dr. Djanggan.