Tur Tiga Hari, 15 Arsitek Kagumi Bangunan di Banyuwangi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyuwangi, IDN Times - Lima belas arsitek dari berbagai kota di Indonesia dan Malaysia berkeliling menikmati arsitektur di Banyuwangi. Mereka mengunjungi berbagai destinasi menarik selama tiga hari, Kamis-Sabtu (7-9/2).
1. Para arsitek kunjungi Banyuwangi selama 3 hari
Kunjungan ini difasilitasi oleh penerbitan arsitektur, Archinesia. Kelima belas arsitek tersebut berasal dari Kuala Lumpur, Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Selama tiga hari, rombongan tersebut mengunjungi beberapa tempat seperti Bandara Banyuwangi, Pendopo Kabupaten, Ruang Terbuka Hijau Sayu Wiwit, penginapan atlet, Grand Watu Dodol, hingga Kantor Pemkab Banyuwangi.
"Selamat datang di Banyuwangi. Kami di sini mengajak sejumlah arsitek untuk berkolaborasi membangun daerah, untuk mengoptimalkan fungsi produk infrastruktur baik secara fisik maupun non-fisiknya,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
2. Anis menggandeng arsitek dalam pembangunan Pemkab
Di hadapan para arsitek, Anas menjelaskan alasannya menggandeng para arsitek dalam pembangunan di Banyuwangi. Menurutnya, arsitektur tak hanya berkaitan dengan estetika.
“Bangunan harus bagus dari aspek teknis, tapi fungsinya juga harus bermanfaat bagi masyarakat. Tidak semata-mata bangunan dalam arti fisik semata, tapi juga menjadi ruang berinteraksi, membangun keakraban, dan sebagainya,” terangnya.
3. Pemkab memiliki persyaratan bagi arsitek
Ia melanjutkan bahwa tiap arsitek yang merancang bangunan berskala besar harus mematuhi satu persyaratan darinya yaitu memasukkan unsur budaya Banyuwangi dalam arsitektur bangunan.
"Ini upaya menitipkan kebudayaan kami agar lestari. Maka di Banyuwangi kita bisa melihat hotel berbintang memasukkan batik bermotif Gajah Oling dalam arsitekturnya, dan sebagainya," tuturnya.
Baca Juga: Banyuwangi Kembali Raih Predikat A untuk SAKIP dari Kemenpan RB
4. Para arsitek kagum dengan kerja sama
Chief Editor Archinesia Imelda Akmal menjelaskan bahwa kunjungan tersebut bertujuan untuk saling berbagi inspirasi dengan para arsitek. Biasanya mereka memilih untuk tur luar negeri lantaran arsitek di Indonesia sering enggan diribetkan dengan urusan birokrasi. Namun kali ini pilihan dijatuhkan di Banyuwangi.
"Kami melihat di sini berbeda, pemerintah bisa mewujudkan bangunan sesuai desain yang diinginkan arsitek. Tak heran, banyak arsitek yang terlibat pembangunan di sini jadi happy. Padahal, arsitek yang terlibat di Banyuwangi masuk jajaran Top 10 di Indonesia," ungkapnya.
Baca Juga: Hingga Awal Februari, Terdapat 13 Orang Pasien DBD di Banyuwangi