Tewas di Tangan Ibunya, Balita di Surabaya Diduga Berkebutuhan Khusus

Ibunya baru merawat sang anak selama 3 minggu

Surabaya, IDN Times - Polisi mengungkap fakta-fakta di balik tewasnya seorang balita di Surabaya berinisial MTP (4) akibat siksaan oleh ibu kandungnya sendiri. Balita ini diduga memiliki kebutuhan khusus sehingga tidak lancar dalam berkomunikasi. Sayangnya, keterbatasan MTP malah dijadikan alasan ibunya untuk memukuli dia hingga tewas.

1. Korban memiliki kesulitan berkomunikasi

Tewas di Tangan Ibunya, Balita di Surabaya Diduga Berkebutuhan KhususIlustrasi kekerasan anak (IDN Times/Mardya Shakti)

Kasatreskrim Polrestabes Surabaya Kompol Mirzal Maulana menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan para saksi terutama nenek korban yang selama ini membesarkan korban, MTP memang memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi. Namun, kondisi MTP belum pernah diperiksa lebih lanjut sehingga tidak diketahui apakah korban benar-benar merupakan anak berkebutuhan khusus.

"Karena korban ini jarang berinteraksi dengan orang sehingga ada keterbatasan dalam berkomunikasi atau berinteraksi," ujar Mirzal, Jumat (12/11/2021).

Baca Juga: Anak 4 Tahun Tewas Penuh Luka di Surabaya, Ibu Kandung Jadi Tersangka

2. Korban sering buang air di celana

Tewas di Tangan Ibunya, Balita di Surabaya Diduga Berkebutuhan Khususilustrasi perempuan korban kekerasan dalam hubungan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Dengan keterbatasan ini, korban juga disebut sering kesulitan mengutarakan keinginannya. Oleh sebab itu, ia beberapa kali buang air besar di celananya. Namun, alih-alih mencari tahu keadaan anaknya, sang ibu yaitu AS (24) malah memukuli korban terus-terusan karena dianggap nakal.

"Ibunya sering marah-marah karena ibunya menilai korban ini kurang respon terhadap perintah atau keinginan ibunya. Sehingga ibunya marah dan sering melakukan penganiayaan baik mencubit, memukul, bahkan kepala korban," tuturnya.

3. Pelaku tak sabaran karena baru merawat korban

Tewas di Tangan Ibunya, Balita di Surabaya Diduga Berkebutuhan KhususIlustrasi korban kekerasan (IDN Times/Arief Rahmat)

AS memang tidak memahami betul sosok anak sulungnya ini. Pasalnya, sejak lahir hingga berusia 4 tahun, MTP dirawat oleh neneknya. AS baru terlibat langsung dalam penanganan anaknya pada 17 Oktober. Sayangnya, belum genap satu bulan merawat, AS malah menyiksa anaknya hingga tewas.

"Ibunya ini merasa kesal karena selama ini ibunya tidak pernah mengasuh, yang mengasuh itu neneknya. Jadi pada saat itu neneknya melaporkan kejadian karena merasa ada kejanggalan dari kematian cucunya," tutup Mirzal.

Baca Juga: Motif Ibu di Surabaya Siksa Anaknya hingga Tewas

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya