Ternyata, Klaster Keluarga Mendominasi Kasus COVID-19 di Surabaya

Apa kita perlu pakai masker di dalam rumah?

Surabaya, IDN Times - Kasus COVID-19 di Kota Surabaya saat ini kembali meningkat. Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya pun melakukan evaluasi dan menemukan bahwa penularan virus corona tertinggi berasal dari klaster keluarga.

1. Satgas evaluasi kondisi COVID-19 di Surabaya

Ternyata, Klaster Keluarga Mendominasi Kasus COVID-19 di SurabayaIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Wakil Sekretaris IV Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan bahwa pihaknya melakukan evaluasi penanganan COVID-19 dengan mengambil sampel secara acak dari para pasien. Total ada 150 pasien yang dipilih dan berasal dari berbagai kecamatan di Kota Surabaya.

"Kami ingin mengetahui jadi sebenarnya penularannya itu dari mana. Ini dibantu oleh para Camat untuk melaporkan data yang berkaitan dengan pasien serta hasil tracingnya," ujar Irvan, Selasa (19/1/2021).

2. Ternyata kebanyakan tertular dari keluarga

Ternyata, Klaster Keluarga Mendominasi Kasus COVID-19 di SurabayaKepala BPB dan Linmas Surabaya Irvan Widyanto. IDN Times/Fitria Madia

Dari hasil pendataan tersebut, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penularan COVID-19 terhadap pasien tersebut seperti memiliki komorbid dan tertular saat memeriksakan diri di rumah sakit (24,7 persen), setelah berpergian ke luar daerah (14,7 persen), serta penularan di tempat kerja (12,7 persen). Sedangkan sisanya adalah tenaga kesehatan, tertular dari kerumunan, serta tidak mengetahui sumber penularan.

"Paling banyak itu kontak erat keluarga yang dinyatakan terkonfirmasi COVID-19 dengan persentase 28 persen," tutur Irvan.

Baca Juga: Klaster Keluarga Muncul di Jatim, 301 Orang Positif COVID-19

3. Berharap Kampung Wani Jogo Suroboyo bisa bantu monitor keluarga COVID-19

Ternyata, Klaster Keluarga Mendominasi Kasus COVID-19 di SurabayaIlustrasi (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Untuk mengatasi hal tersebut, Irvan akan lebih memperketat warga yang hendak melakukan isolasi mandiri agar tidak menjadi sumber penularan bagi anggota warga lainnya. Ia juga berharap Kampung Wani Jogo Suroboyo bisa kembali aktif untuk membantu memonitor warga.

"Penguatan Kampung Wani Jogo Suroboyo untuk memonitor warganya yang baru saja bepergian dari luar kota atau luar negeri. Perlu dilakukan penanganan cepat dan tracing untuk kontak erat pasien terkonfirmasi agar pemutusan mata rantai COVID-19 dapat terkendali," pungkasnya.

Baca Juga: Diduga Klaster Keluarga, Dosen FK Unair Meninggal karena COVID-19

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya