Tak Punya Uang, Bayi Sakit Jantung di Surabaya Utang Rp20 Juta ke RS

Biaya perawatan bayi belum dibayar, Pemkot berusaha bantu

Surabaya, IDN Times - Seorang bayi berusia 8 bulan di Kota Surabaya menderita pembengkakan jantung hingga harus menjalani sejumlah rangkaian perawatan di rumah sakit. Sayangnya, lantaran keterbatasan ekonomi keluarga, biaya perawatan bayi itu pun tertunggak di rumah sakit sebanyak Rp20 juta. Pemerintah Kota Surabaya berusaha membantu menyelesaikan permasalahan ini.

1. Bayi Natasya menunggak Rp20 juta di RS karena sakit jantung

Tak Punya Uang, Bayi Sakit Jantung di Surabaya Utang Rp20 Juta ke RSPendampingan dari Pemkot Surabaya untuk bayi penderita pembengkakan jantung (dok. Humas Pemkot Surabaya)

Camat Kenjeran, Nono Indriyatno menjelaskan, bayi berusia 8 bulan dengan nama Natasya Aurelia Cahya Putri ini sudah 3 kali mendapat perawatan di RSUD dr Soetomo sejak masa awal kelahirannya di dunia yaitu bulan maret 2021. Selama ini, orangtua Natasya menggunakan jalur mandiri dan uang pribadi untuk biaya perawatan putrinya.

"Sudah opname 3 kali ini. Pertama bulan Maret, kedua September dia (orangtua) bayar sendiri. Nah, yang ketiga ini dirasa itu mahal sampai Rp20 juta. Sehingga KTP orang tua kemudian ditinggal di rumah sakit sebagai jaminan," ujar Nono, Rabu (1/12/2021).

2. Keluarga Natasya sempat tak mau terbuka saat akan dibantu

Tak Punya Uang, Bayi Sakit Jantung di Surabaya Utang Rp20 Juta ke RSPendampingan dari Pemkot Surabaya untuk bayi penderita pembengkakan jantung (dok. Humas Pemkot Surabaya)

Nono mengaku sudah sempat berusaha mendekati keluarga Natasya untuk memberikan bantuan. Namun, ibu Natasya, Eni Susilowati masih terkesan tertutup sehingga pihaknya kesulitan. Kini, setelah ramai dibincangkan, Eni sudah mau mulai untuk berbagai keluh kesahnya mengenai perawatan buah hatinya.

"Kami (kemarin) sudah menemui keluarga itu. Kebetulan dari TKSK kepanjangan Dinsos, di awal juga sudah mencoba untuk menangani. Tapi waktu itu terkendala keluarga Ibu si bayi tidak mau terbuka, tidak memberikan alamat secara konkrit. Sehingga tidak bisa lanjut," tutur Nono.

3. Mendaftar ke RS melalui jalur mandiri

Tak Punya Uang, Bayi Sakit Jantung di Surabaya Utang Rp20 Juta ke RSPendampingan dari Pemkot Surabaya untuk bayi penderita pembengkakan jantung (dok. Humas Pemkot Surabaya)

Setelah didalami, ternyata Natasya tidak bisa dibantu dengan mekanisme BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI). Keluarga Natasya tak terdaftar di BPJS dan mendaftar melalui jalur mandiri di RSUD Dr Soetemo. Meski kini Nono tengah berusaha mendaftarkan Eni sebagai penerima BPJS PBI, namun hal itu tak bisa menuntaskan masalah utang yang dimiliki oleh Eni.

"Untuk bisa klaim BPJS itu kan di awal pendaftaran atau 2x24 jam setelah masuk rumah sakit. Nah, bayi itu sudah keluar rumah sakit tanggal 24 November, sudah sekitar 10 hari dirawat dengan jalur pendaftaran pasien umum atau mandiri," ungkapnya.

Baca Juga: Penyakit Jantung Bawaan, Masalah Struktur Jantung pada Kelahiran Bayi

4. Akan dicarikan donatur

Tak Punya Uang, Bayi Sakit Jantung di Surabaya Utang Rp20 Juta ke RSPendampingan dari Pemkot Surabaya untuk bayi penderita pembengkakan jantung (dok. Humas Pemkot Surabaya)

Sebagai solusi, Nono akan berusaha membantu mencarikan donatur bagi Natasya melalui Bangga Surabaya Peduli. Masyarakat yang ingin membantu akan ditampung oleh Pemkot Surabaya. Selain itu, keluarga Eni juga didaftarkan sebagai Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

"Sekarang sudah dikondisikan, karena waktu itu orangtua sang bayi tinggal di alamat Jalan Pogot Jaya, tapi KTP tercatat di Pogot Baru. Sebenarnya kita setiap ada rapat sudah minta RT/RW agar menyampaikan informasi apabila ada permasalahan warga," pungkasnya.

Baca Juga: Hari Jantung Sedunia 2021: Teknologi Bisa Selamatkan Jantung

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya