Siap-siap Pembelajaran Tatap Muka, Dua SMP di Surabaya Gelar Simulasi

Semoga tidak tercipta klaster sekolah ya

Surabaya, IDN Times - Sebanyak 21 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Surabaya, baik negeri dan swasta telah disiapkan untuk kembali menerima siswa untuk pembelajaran di gedung sekolah. SMP Negeri 3 dan 15 melakukan simulasi penerapan protokol kesehatan selama pembelajaran tatap muka, Senin (3/8/2020). Hal ini menyusul keputusan Pemerintah Kota Surabaya untuk kembali membuka pembelajaran tatap muka bagi jenjang SMP untuk mengurangi aktivitas anak-anak di malam hari.

1. SMP di Surabaya bersiap pembelajaran tatap muka

Siap-siap Pembelajaran Tatap Muka, Dua SMP di Surabaya Gelar SimulasiSimulasi pembelajaran tatap muka di SMP Negeri Surabaya, Senin (3/8/2020). Dok Humas Pemkot Surabaya

Kepala Bidang Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Sudarminto menuturkan, sebelum melakukan simulasi, pihak sekolah diminta untuk mengumpulkan draf protokol kesehatan yang hendak diterapkan di sekolahnya. Selanjutnya, tim dari Dinpendik akan melakukan monitoring dan evaluasi dalam simulasi pelaksanaan protokol kesehatan tersebut. Hal ini harus dilakukan oleh 21 sekolah yang menjadi pilot project mewakili 5 kawasan di Surabaya.

“Simulasi itu memberikan gambaran ketika anak (peserta didik) mulai masuk ke sekolah, proses pembelajaran di sekolah, hingga pulang ke rumah,” ujarnya.

2. SMPN 15 Surabaya simulasikan protokol yang dibuat

Siap-siap Pembelajaran Tatap Muka, Dua SMP di Surabaya Gelar SimulasiSimulasi pembelajaran tatap muka di SMP Negeri Surabaya, Senin (3/8/2020). Dok Humas Pemkot Surabaya

Salah satu contoh yang dilakukan oleh SMPN 15 Surabaya adalah memeriksa suhu tubuh tiap murid sebelum masuk sekolah. Kemudian mereka diminta untuk cuci tangan dan masuk dalam bilik sterilisasi. Setiap protokol pun dilakukan dengan tetap menjaga jarak. Kegiatan siswa saat jam istirahat dan keluar masuk toilet juga diatur. Simulasi ini diperagakan oleh guru dan karyawan.

“Bahkan ketika mereka peserta didik pulang sekolah juga di SOP kan,” tutur Sudarminto.

3. Jumlah siswa dikurangi hingga 25 persen kapasitas kelas

Siap-siap Pembelajaran Tatap Muka, Dua SMP di Surabaya Gelar SimulasiSimulasi pembelajaran tatap muka di SMP Negeri Surabaya, Senin (3/8/2020). Dok Humas Pemkot Surabaya

Sudarminto juga mewajibkan sekolah untuk mengurangi kapasitas kelas untuk bisa mematuhi jaga jarak. Salah satunya di SMPN 15 Surabaya, murid yang masuk hanya 25 persen dari jumlah keseluruhan. Sementara sisa murid lainnya akan masuk secara bergiliran sesuai jadwal yang akan diatur.

“Tidak harus seluruh mata pelajaran, dan jam pelajaran tidak harus 45 menit, bisa 25 menit. Kemudian yang masuk (peserta didik) tidak perlu 100 persen, mungkin bisa 25 persen atau 50 persen tergantung kesiapan sarana prasarana sekolah,” sebut Sudarminto.

Baca Juga: Masuk Tahun Ajaran Baru, SMP di Sleman Masih Ada yang Kekurangan Siswa

4. Anak sakit atau tidak diizinkan orangtua boleh tidak masuk sekolah

Siap-siap Pembelajaran Tatap Muka, Dua SMP di Surabaya Gelar SimulasiSimulasi pembelajaran tatap muka di SMP Negeri Surabaya, Senin (3/8/2020). Dok Humas Pemkot Surabaya

Jika orangtua tidak memperbolehkan anaknya untuk kembali ke sekolah pun, Sudarminto tidak mewajibkan. Selain itu anak dengan penyakit bawaan atau kondisi tubuh yang lemah juga tidak diharuskan masuk sekolah. Para guru dan karyawan yang memiliki penyakit bawaan juga disarankan untuk tidak masuk sekolah.

“Jadi anak nanti yang punya penyakit bawaan ya tidak perlu masuk, termasuk orang tuanya tidak mengizinkan tidak perlu masuk. Faktornya banyak, jadi gurunya harus sehat, sekolahnya harus komplet protokolnya, anaknya juga harus sehat,” pungkasnya.

Baca Juga: Siswa SMP di Surabaya akan Kembali Masuk Sekolah, Yakin Siap?

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya