Surabaya, IDN Times - Pandemik COVID-19 menjadi topik utama dalam debat terbuka Pasangan Calon Wali-Wakil Wali Kota Surabaya, Rabu (4/11/2020). Paslon nomor urut 1, Eri Cahyadi-Armuji dan nomor urut 2, Machfud Arifin-Mujiaman pun saling beradu pandangan terkait kondisi COVID-19 di Kota Surabaya.

Machfud mengatakan, jika ia terpilih menjadi wali kota Surabaya, maka ia akan tetap mengacu pada kebijakan pemerintah pusat dalam penyelesaian COVID-19. Ia juga akan mengampanyekan 3 M (memakai masker, menjauhi kerumunan, dan mencuci tangan) sebagai bentuk pencegahan penularan COVID-19.

"Bagaimana kita meningkatkan daya tahan tubuh. Untuk pencegahan kita bekerja sama dengan lintas sektor yaitu kepolisian, TNI, dan masyarakat. Sayangnya tidak didukung Pemkot," ungkap Machfud.

Sementara Eri beranggapan bahwa penanganan COVID-19 oleh Pemkot Surabaya sudah sesuai. Hal ini dibuktikan dengan tingkat kesembuhan 92,03 persen. Eri juga mengatakan bahwa kerja sama lintas sektor sudah dibuktikan melalui Tim Swab Hunter serta Kampung Tangguh.

"Yang paling hebat ketika terjadi permasalahan banyak ada 3, yaitu tracing, testing, dan treatment. Ini dilakukan bersama. Ada swab gratis akhirnya turun. Apakah langkah pemkot dengan ada Tim Hunter dan swab gratis, apakah itu sudah bisa dikatakan benar atau tidak?" tutur Eri.

Machfud juga mempermasalahkan Kampung Tangguh yang tidak mendapatkan dana dari pemkot. Ia mengatakan bahwa warga mengeluh dengan kondisi tersebut. Sementara Eri menilai bahwa Kampung Tangguh tanpa bantuan dana merupakan wujud kepedulian dan gotong royong warga.

"Itu hebatnya Kota Surabaya. Tidak semua minta uang, tidak. Bahkan ada kader yang tidak dibayar itu siap. Dengan semangat 10 Novembernya, masyarakat tidak butuh uang, tapi dengan semangat gotong royong," pungkas Eri.

Baca Juga: Dua Paslon Pilkada Surabaya Beda Pendapat soal Kota Layak Huni