Risma Wajibkan Rapid Test Peserta UTBK, Unair: Kami Kecewa

Unair sudah menyiapkan protokol ketat untuk UTBK

Surabaya, IDN Times - Universitas Airlangga (Unair) kecewa atas keputusan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang mewajibkan rapid test untuk peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Padahal menurut mereka, penerapan protokol kesehatan di Unair sudah ketat untuk mencegah penularan COVID-19 di dalam kampus.

1. Unair kecewa atas keputusan Risma

Risma Wajibkan Rapid Test Peserta UTBK, Unair: Kami KecewaJajaran Universitas Airlangga meninjau kesiapan fasilitas UTBK, Jumat (3/7). IDN Times/Fitria Madia

Kepala Pusat Informasi dan Humas Unair Suko Widodo menyampaikan kekecewaannya terhadap keputusan Risma untuk mewajibkan rapid test bagi peserta UTBK. Tindakan tersebut dirasa tak adil dibandingkan dengan mal dan pasar yang masih beroperasi tiap harinya tanpa ada keharusan untuk rapid test.

"Jujur kami sedih dengan surat wali kota itu. Ya mau gimana lagi. Pak Rektor agak kecewa, mal saja boleh, pasar saja boleh," ujar Suko di Unair, Jumat (3/7).

2. Protokol kesehatan Unair sudah ketat untuk mencegah penularan

Risma Wajibkan Rapid Test Peserta UTBK, Unair: Kami KecewaJajaran Universitas Airlangga meninjau kesiapan fasilitas UTBK, Jumat (3/7). IDN Times/Fitria Madia

Ketua Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) Unair Achmad Solihin menambahkan, sebenarnya sejak jauh-jauh hari pihaknya sudah menyiapkan protokol kesehatan agar potensi penularan COVID-19 dapat diminimalisir. Dengan protokol yang telah disusun ini, Unair merasa siap menyelenggarakan UTBK tanpa peserta harus menunjukkan hasil rapid test.

"Kami sudah mempersiapkan protokol kesehatan secara ketat dalam upaya pencegahan penularan. Kami gak main-main. Kami sendiri juga takut ketularan," ungkapnya.

Baca Juga: UTBK Wajib Rapid Test, Gratis Buat Mahasiswa Bidikmisi Surabaya

3. Menyusahkan peserta tes

Risma Wajibkan Rapid Test Peserta UTBK, Unair: Kami KecewaJajaran Universitas Airlangga meninjau kesiapan fasilitas UTBK, Jumat (3/7). IDN Times/Fitria Madia

Solihin melanjutkan, sebenarnya kebijakan mendadak ini tidak berpengaruh banyak bagi panitia penyelenggara UTBK. Namun hal ini tentu merepotkan para peserta untuk mencari lokasi rapid test dengan harga murah.

"Dari sisi pelaksana tidak akan terpengaruh banyak, tapi kepada peserta ini loh. Kasihan. Belum lagi yang dari desa-desa dengan dana yang minim. Masa harga persyaratan (rapid test) lebih mahal dari harga tesnya (UTBK)?" lanjutnya.

4. Padahal UTBK dengan protokol kesehatan bisa dibanggakan

Risma Wajibkan Rapid Test Peserta UTBK, Unair: Kami KecewaJajaran Universitas Airlangga meninjau kesiapan fasilitas UTBK, Jumat (3/7). IDN Times/Fitria Madia

Lebih lanjut, Suko menilai bahwa Risma menyia-nyiakan kesempatan untuk membuktikan bahwa kampus di Surabaya bisa nenyelenggarakan UTBK dengan protokol kesehatan yang ketat. Protokol itu pun sebenarnya juga sebagai persiapan jelang new normal saat mahasiswa kembali ke kampus.

"Kami sebenarnya pengin membantu pemerintah kota menunjukkan bahwa ini loh prosedur new normal di Universitas Airlangga. Sebenarnya perilaku kesehatan itu jauh lebih penting dari tes," tegasnya.

5. Masih negosiasi kebijakan

Risma Wajibkan Rapid Test Peserta UTBK, Unair: Kami KecewaJajaran Universitas Airlangga meninjau kesiapan fasilitas UTBK, Jumat (3/7). IDN Times/Fitria Madia

Suko menegaskan bahwa Ketua Pusat UTBK Unair bersama kampus lain saat ini masih melakukan perundingan dengan Pemkot Surabaya. Mereka mengharapkan adanya jalan tengah dari ketakutan akan penularan COVID-19, namun tidak terlalu merepotkan para peserta.

"Kami harap ada jalan tengah, Pemkot juga ngotot. Kami juga menerapkan dengan baik," pungkasnya.

Baca Juga: Antrean Rapid Test di Surabaya Membludak, Peserta UTBK Pingsan

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya