Pusing Hadapi Masalah Banjir Jakarta, DPRD DKI Berguru ke Risma
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dibuat pusing dengan banjir di Jakarta pada musim penghujan tahun ini. Mereka pun berkunjung ke Kota Surabaya untuk meminta petunjuk kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini agar Jakarta tidak banjir lagi.
1. Ingin gubernur DKI Jakarta tiru kinerja Risma saat hadapi banjir
Ketua Fraksi PDIP DRPD DKI Jakarta yang juga menjadi ketua rombongan, Gembong Warsono mengatakan, mereka memiliki banyak pertanyaan kepada Risma. Salah satu pertanyaan paling penting yang ingin mereka cari tahu penyelesaiannya dari Kota Surabaya adalah pengentasan banjir.
"Kami melihat Bu Risma ini sangat luar biasa dalam memimpin Kota Surabaya. Kami ingin agar ke depannya gubernur kami (Anies Baswedan) bisa meniru kinerja Bu Risma," ujar Gembong usai pertemuan di Ruang Sidang Wali Kota, Jumat (20/12).
2. DPRD DKI Jakarta tak masalah berguru ke Surabaya meski level kota
Meski mereka merupakan anggota legislatif di tataran provonsi, namun mereka tak segan belajar ke Pemerintah Kota Surabaya. Gembong pun tak masalah dengan perbedaan hak dan wewenang antara Pemprov DKI Jakarta dengan Pemkot Surabaya.
"Kalau namanya belajar itu gak harus ke provinsi atau ke mana. Namanya juga belajar. Karena Jakarta melihat Surabaya itu penataannya lebih baik, maka kami berguru," terangnya.
Baca Juga: Antisipasi Banjir Surabaya Barat, Risma Buat Saluran di Dataran Tinggi
3. Risma jelaskan konsepnya entaskan banjir
Risma pun menjelaskan dengan panjang lebar terkait berbagai upayanya mengentaskan banjir sejak pertama kali ia menjabat sebagai wali kota Surabaya. Saat ini, Risma menyebut hanya ada 2 persen wilayah di Kota Surabaya yang rawan banjir.
Salah satu upaya yang disampaikan Risma adalah pembuatan tanggul air laut dan pompa air. Ini bertujuan agar luapan air laut tidak masuk ke Kota Surabaya.
"Surabaya itu hanya 5 meter di atas permukaan air laut. Apalagi kawasan utara itu hanya 3 meter. Jadi kalau gak ditanggul dan dipompa itu bahaya, Pak," jelasnya.
4. Antisipasi banjir sekaligus berhemat
Selain itu, Risma juga memamerkan konsep saluran air di bawah pedesterian yang ia terapkan di Surabaya. Dengan konsep tersebut, pihaknya bisa menghemat anggaran karena tidak perlu membebaskan lahan. Saluran di bawah pedesterian ini juga ia terapkan hingga ke kampung-kampung.
"Pedesterian itu paling mahal. Yang mahal saluran. Rata-rata dalamnya itu 2 meter. Fungsinya itu penampung air kalau hujan deras masuk ke situ," terangnya.
Tak hanya sebagai upaya penanggulangan banjir, ia juga menekankan usaha berhemat di setiap pembangunan yang dilakukan. Salah satunya dengan menggunakan tanah urukan untuk membangun tanggul.
5. DPRD minta Pemprov DKI Jakarta tidak gengsi lanjutkan program terdahulu
Pemaparan yang dilakukan Risma pun berlangsung seru. Ia mendapat hujan pertanyaan dari para anggota legislatif partai berlogo kepala banteng bermoncong putih tersebut. Pertemuan yang diikuti 24 orang berjalan hingga 3 jam.
Seusai pertemuan, Gembong merasa puas atas jawaban Risma. Ia berharap para anggota Fraksi PDIP bisa memberikan rekomendasi melalui komisinya masing-masing, terutama terkait pengentasan masalah banjir di Jakarta.
"Grand design dari penanganan banjir itu penting. Perlu ada kesinambungan. Apa sih dulu yang dilakukan pemerintah sebelumnya yang dirasa baik? Kan kita gak boleh gengsi melanjutkan itu," tuturnya.
Baca Juga: Sepanjang 2019, Risma dan Kota Surabaya Boyong 16 Penghargaan