Polisi Sebut Penanggung Jawab Proyek PT Sinar Suri Melarikan Diri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Penanggung jawab proyek PT Sinar Suri rupanya melarikan diri. Kepolisian saat ini dalam tahap pengejaran terhadap penanggung jawab proyek yang diduga kuat sebagai tersangka atas kasus jebolnya tanggul penampungan lumpur.
1. Polisi sudah periksa 8 saksi
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran mengatakan bahwa saat ini pihaknya sudah memeriksa 8 orang saksi atas kejadian yang merenggut nyawa seorang pekerja pabrik tersebut. Kini perkaranya tengah ditangani oleh Unit Tipidter Satreskrim Polrestabes Surabaya.
"Kami sudah melakukan olah TKP baik dari inavis dan terakhir dari labfor cabang Surabaya," ujar Sudamiran di Mapolrestabes Surabaya, Selasa (13/8).
2. Seorang penanggung jawab melarikan diri
Dari keterangan delapan orang saksi tersebut diketahui bahwa ternyata ada seorang penanggung jawab proyek yang entah di mana keberadaannya. Ia berinisal IS dan berasal dari luar Jawa Timur.
"Penanggung jawab masih melakrikan diri. Ini masih kita kejar. Penanggung jawab untuk proyeknya berawal dari penggalian tiang pancangmenghasilkan lumpur," tututnya.
3. Perusahan memiliki perizinan lengkap
Terkait perizinan, Sudamiran sudah mengantongi izin-izin perusahaan tersebut dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) Surabaya. Namun pihaknya belum menyimpulkan apakah adanya maladministrasi atau kelalaian dalam proyek tersebut.
"Nanti kita tunggu dari labfor. Kalau hasilnya tidak memenuhi syarat. Pasal yang diterapkan karena lalainya menyebabkan meninggalnya orang lain. Dan juga undang-undang gedung," jelasnya.
4. Tanggul lumpur jebol hingga renggut nyawa pekerja
Sebagai informasi, PT Sinar Suri menampung lumpur hasil pengeboran proyek pembangunan gedung perkantoran. Namun tanggul penampungan lumpur ini jebol hingga menimpa seorang pekerja PT SS Ardiles pada Sabtu (10/8). Pekerja bernama Imam Safi'i itu pun meninggal dan baru dievakuasi pada Minggu (11/8).
"Akan dipilah-pilah siapa yang akan bertanggungjawab dalam perkara itu. Baik pemiliknya baik pelaksananya. Semua organ yang ada hubungan dengan organ akan kita evaluasi," tutup Sudamiran.
Baca Juga: Pengurasan Tanggul Lumpur Dimulai, Warga Minta Didatangkan Alat Berat