Pemprov Jatim Kerahkan Tim COVID-19 Hunter untuk Tes Massal di Daerah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menerjunkan Tim COVID-19 Hunter ke daerah-daerah dengan angka Orang Tanpa Gejala (OTG) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang tinggi. Tim ini bertugas untuk melakukan tes massal di daerah-daerah tersebut agar penyebaran COVID-19 bisa terus ditekan.
1. Tim COVID-19 Hunter diterjunkan ke daerah-daerah
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Tim COVID-19 Hunter ini melakukan screening atau tes massal ke beberapa daerah di Jatim yang memiliki jumlah OTG maupun PDP di atas 52 persen. Screening ini mencakup rapid test untuk screening awal. Bagi yang hasilnya reaktif, maka akan ditindaklanjuti dengan tes swab PCR dan Tes Cepat Molekular (TCM).
Sepuluh Kabupaten tersebut yaitu Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Madiun, Kabupaten Jember, dan Kabupaten Probolinggo. Sedangkan khusus untuk Kota Surabaya telah dilakukan tes mobile secara massal.
"Petugas akan di sana empat sampai lima hari melakukan rapid test dan swab secara massal. Pemkab/ pemkot bersama dukungan forkopimda sebagai leading sector-nya," kata Khofifiah melalui siaran pers Humas Pemprov Jatim, Jumat (5/6).
2. Tes massal akan dilaksanakan per gelombang tiap hari
Nantinya, nama-nama OTG dan PDP akan didata dan disiapkan oleh Dinkes Kabupaten/Kota masing-masing. Kemudian mereka akan menyusun jadwal harian untuk melaksanakan tes agar bisa menghindari kerumunan.
"Tim COVID-19 Hunter akan turun mulai hari ini (Jumat), kira-kira tim ini di lapangan empat sampai lima hari, sehingga warga yang teridentifikasi OTG dan PDP dapat di-rapid test dan jika reaktif akan di-swab secara langsung. Jika hasil PCR test menunjukkan positif, maka langsung dirujuk ke rumah sakit agar segera mendapatkan treatment, sehingga diharapkan juga segera sembuh," tuturnya.
Baca Juga: Akibat Pandemik COVID-19, Konsumsi BBM di Jatim Turun Drastis
3. OTG dan PDP berpotensi besar positif
Khofifah menjelaskan, tingginya angka OTG dan PDP di beberapa daerah menjadi alasan utama mengapa tim COVID-19 Hunter ini dikerahkan. Apalagi, saat ini OTG yang berpotensi positif COVID-19 bisa mencapai sekitar 35 persen. Sedangkan PDP berpotensi positif sampai 55 persen.
"Saya ambil contoh misalnya Bangkalan, Bangkalan ini tercatat PDP-nya 34, tetapi OTG-nya sudah 708. Jadi artinya, OTG yang tinggi jika tidak segera di-rapid test, kalau reaktif tidak segera di-swab, maka ada kekhawatiran dia tanpa gejala tapi dia carrier. Maka, potensi menyebarkan atau menularkan virus covid-19. Hal ini juga terjadi di Tulungagung, dan daerah lainnya," papar Khofifah.
4. Tim COVID-19 Hunter terdiri dari komposisi lengkap
Oleh karena itu, Khofifah mengatakan saat ini antara PDP dan OTG sama-sama berisiko tinggi. Oleh sebab itu, tim teknis yang diturunkan ke daerah adalah dengan formasi lengkap sebagai upaya untuk mencegah sampai tahapan menghentikan penyebaran COVID-19 di Jawa Timur.
"Kami memutuskan untuk turun bersama tim lengkap dengan komponen dokter, analis, dan perawat. Serta menyediakan rapid test, Virus Transport Medium (VTM) dan cartridge-nya. Sedangkan, petugas pengambil swab disiapkan dari kabupaten/kota," terangnya.
5. Berharap didukung masing-masing kepala daerah
Khofifah berharap upaya dari pemprov ini mendapat dukungan dari bupati dan wali kota daerah-daerah tersebut. Sehingga, kebersamaan dan sinergi yang terbentuk benar-benar dapat signifikan menekan, bahkan menghentikan penyebaran COVID-19 di Jawa Timur.
"Karena itu saya mohon kepada para bupati atau wali kota untuk bisa bersinergi, bersama dan terus bergotong royong. Sehingga, percepatan memutus mata rantai COVID-19 bisa kita lakukan bersama sama," tutupnya.
Baca Juga: Angka Kesembuhan Pasien COVID-19 di Jatim Meningkat, Ini Rahasianya