Pemkot Surabaya akan Sediakan Pengobatan Teknologi Nuklir di RSUD BDH

Karena warga harus antre lama dan jauh kalau hendak berobat

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menyediakan layanan kedokteran nuklir di RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya. Pelayanan ini merupakan kali pertama dilakukan oleh Pemkot Surabaya.

Harapannya, pada tahun 2020 layanan tersebut sudah dapat digunakan agar masyarakat Kota Surabaya tak perlu lagi mengantre lama saat ingin mendapatkan pengobatan nuklir.

1.Nuklir salah satu pengobatan kanker

Pemkot Surabaya akan Sediakan Pengobatan Teknologi Nuklir di RSUD BDHDari kiri ke kanan: dr. Stepanus, Kedinkes Surabaya Fenny, dan Kabid Bangunan (DKPCKTR) Iman di Kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10). IDN Times/Fitria Madia

Dokter spesialis pengobatan nuklir RSUD Dr Soetomo, dr. Stepanus Massora menjelaskan, kedokteran nuklir merupakan sebutan bagi layanan medis yang memanfaatkan rekayasa atom. Cara kerja kedokteran nuklir sama dengan radioterapi dan radiologi yang memanfaatkan radiasi untuk mematikan sel-sel penyakit seperti kanker dan tumor.

"Kalau radioterapi kan pakai pancaran radiasi, tapi kalau kedokteran nuklir itu targeted sehingga hanya menyasar posisi tertentu sesuai keinginan yang akan diobati," papar Stepanus saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya Jaln Jimerto, Rabu (23/10).

Dengan teknologi nuklir, maka efek samping yang dihasilkan dari proses pengobatan itu menjadi minimal. Hal ini berbeda dengan pengobatan radioterapi dan kemoterapi yang menggunakan pancaran langsung, sehingga bisa mempengaruhi jaringan sehat lain. Penyakit yang umumnya diobati dengan metode nuklir ini adalah kanker payudara, kanker tiroid, hiper tiroid, dan lain-lain.

2. Waga Surabaya harus antre panjang untuk kedokteran nuklir.

Pemkot Surabaya akan Sediakan Pengobatan Teknologi Nuklir di RSUD BDHDokter Stepanus, Kedinkes Surabaya Fenny, dan Kabid Bangunan (DKPCKTR) Iman di Kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10). IDN Times/Fitria Madia

Kepala DInas Kesehatan Febria Rachmanita menjelaskan, RSUD DR Soetomo sebenarnya sudah memiliki teknologi tersebut. Hanya saja jumlahnya tidak dapat menampung seluruh pasien yang ada. Warga Surabaya yang hendak melakukan pengobatan dengan nuklir pun perlu ke luar kota seperti Semarang, Jakarta, dan Bandung. Sedangkan pengobatan itu juga perlu mengantre hingga berbulan-bulan bahkan satu tahun.

"Oleh karena itu Bu Wali (Kota Surabaya Tri Rismaharini) meminta agar dibuatkan saja pengobatan nuklir itu. Tahun depan mulai dibangun di RSUD BDH," tutur wanita yang karib disapa Fenny ini.

Baca Juga: Pemkot Segera Wujudkan Kampung Santri di Ndresmo Surabaya

3. Dibutuhkan dana setidaknya Rp99 miliar

Pemkot Surabaya akan Sediakan Pengobatan Teknologi Nuklir di RSUD BDHDari kiri ke kanan: dr. Stepanus, Kedinkes Surabaya Fenny, dan Kabid Bangunan (DKPCKTR) Iman di Kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10). IDN Times/Fitria Madia

Terkait pembangunannya, Kepala Bidang Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DKPCKTR) Surabaya Iman Kristian mengatakan, awal tahun depan pihaknya sudah siap untuk melelang perencanaan dan pembangunan. Pada tahun yang sama, ia berharap RSUD BDH sudah dapat mulai dibangun dengan segala fasilitas penunjang pengobatan nuklir.

"Kami sudah menyusun basic design. Di situ sudah terlihat kebutuhan ruangnya apa saja. Nanti akan ada ruang kamera gama, ruang limbah radio aktif, radio farmasi, ruang penyimpanan persediaan, dan lain-lain," terangnya.

Untuk pembangunannya, Iman memperkirakan akan habis dana sebesar Rp30 miliar. Sementara untuk pembelian alat dianggakan sebesar Rp69 miliar. Sehingga total yang dibutuhkan senilai Rp99 miliar.

4. Jamin keamanan

Pemkot Surabaya akan Sediakan Pengobatan Teknologi Nuklir di RSUD BDHDari kiri ke kanan: dr. Stepanus, Kedinkes Surabaya Fenny, dan Kabid Bangunan (DKPCKTR) Iman di Kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10). IDN Times/Fitria Madia

Fenny menambahkan, pengobatan nuklir merupakan pengobatan yang aman dan malah minim resiko. Bahkan, untuk limbahnya juga dapat ditunggu hingga radiasinya menurun sampai dapat dibuang ke tempat pembuangan sampah lainnya.

"Perencanaan, pelaksanaan, pengawasan juga dilakukan ahli baik ITS, ITB, BATAN, dan lainnya. Jadi ini sudah dapat dipastikan aman," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga memberkan pembekalan kusus terhadap tenaga medis yang akan melaksanakan tugas dalam pengobatan nuklir tersebut.

Baca Juga: Tolak Tawaran Menteri, Risma Tak Mau Menyesal Tinggalkan Surabaya

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya