Masih Potensi Berbahaya, Siaga Awan Panas Guguran Semeru Diperpanjang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lumajang, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Lumajang memutuskan untuk memperpanjang masa Siaga Awan Panas Guguran (APG) Semeru. Perpanjangan ini dilakukan selama tujuh hari dimulai sejak Senin (14/12) hingga Senin (21/12) pekan depan dikarenakan antisipasi lebih lanjut atas bahaya dari erupsi sekunder Gunung Semeru.
1. Siaga Awan Panas Guguran (APG) Semeru diperpanjang
Plt. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Agus Triyono menjelaskan, perpanjangan masa siaga bencana tersebut diambil sebagai antisipasi adanya potensi bahaya erupsi sekunder endapan material vulkanik di Daerah Aliran Sungai (DAS) Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo. Selain itu, ia juga merujuk dari evaluasi dari seluruh hasil kegiatan yang dilakukan bersama Tim Siaga Bencana selama ini.
"Sebagai antisipasi bahaya erupsi sekunder endapan material vulkanik di DAS Curah Kobokan Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo," ujarnya, Senin (14/12/2020).
2. Masih ada potensi erupsi sekunder endapan material vulkanik
Berdasarkan hasil monitoring dan analisa dari Pos KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Semeru di Gunung Sawur, Agus mengatakan bahwa aktivitas Gunungapi Semeru relatif menurun. Namun, erupsi sekunder endapan material vulkanik masih berpotensi terjadi dan dapat membahayakan jiwa manusia.
"Hingga saat ini, tingkat aktivitas Gunungapi Semeru berada pada Level II atau waspada," tuturnya.
Baca Juga: Gunung Semeru Kembali Semburkan Awan Panas, 172 Orang Mengungsi
3. Posko bantuan masih dibuka
Dengan penetapan masa siaga bencana, Agus memastikan bahwa posko bantuan tetap terbuka. Bagi para donatur yang hendak memberikan dukungan untuk percepatan penanganan bencana Awan Panas Guguran (APG) Gunungapi Semeru masih bisa menyalurkan donasinya bagi para pengungsi.
"Dipersilakan di posko bantuan Kamar Kajang, kami tidak melarang untuk pihak-pihak yang ingin melakukan bantuan langsung kepada masyarakat terdampak," pesannya.
Di samping itu, Agus juga tetap mengimbau kepada masyarakat di sekitar DAS Curah Kobokan agar tetap waspada dalam menghadapi adanya intensitas curah hujan yang tinggi. Pasalnya, hal tersebut dapat memicu terjadinya banjir lahar dingin seperti yang telah terjadi beberapa hari lalu.
"Himbauan kepada masyarakat dan para penambang pasir untuk tetap waspada dalam menghadapi curah hujan," tutupnya.
Baca Juga: Beredar Video Lahar Dingin Diduga di Semeru, Ini Jawaban TNBTS