Khofifah: Prabowo Tunjukkan Sikap Kenegarawanan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi bergabungnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Menurut Khofifah, bergabungnya Prabowo menjadi penguatan bagi Republik Indonesia.
1. Bergabungnya Prabowo di kabinet Indonesia Maju disebut sikap kenegarawanan
Khofifah mengatakan bahwa sikap Prabowo untuk bergabung dengan Jokowi merupakan contoh sikap kenegarawanan. Prabowo dianggap berani mengambil keputusan untuk kepentingan negara.
"Saya rasa Pak Prabowo menunjukkan kenegarawanan yang luar biasa menurut saya dan ini menjadi bagian dari penguatan," ujarnya di Kantor Gubernur Jatim Jalan Pahlawan, Rabu (23/10).
2. Prabowo dianggap kompeten dalam hal pertahanan
Khofifah juga menganggap Prabowo mengerti betul permasalahan dalam hal pertahanan Republik Indonesia. Oleh karena itu, jabatan Menteri Pertahanan dirasa cocok untuk diemban oleh Prabowo.
"Karena dulu dalam kampanyenya beliau debatnya sempat menyampaikan bahwa pertahanan di Indonesia lemah dan ketika beliau berkenan menjadi komandan di situ kita harus memberikan support, apresiasi," jelasnya.
Baca Juga: Tak Kunjung Hujan, Khofifah Ajak Salat Istisqa pada Hari Santri
3. Nilai Prabowo punya komitmen tinggi
Prabowo juga dianggap Khofifah sebagai seseorang yang akan berkomitmen tinggi dalam mempertahankan pertahanan Republik Indonesia. Pasalnya, Prabowo dinilai mengetahui titik-titik lemah dalam pertahanan negara ini.
"Saya rasa beliau akan punya komitmen untuk membangun penguatan pertahanan," imbuh mantan Menteri Sosial tersebut.
4. Pertanda berakhirnya kompetisi besar
Di sisi lain, Khofifah menyatakan bahwa bergabungnya Prabowo ke kabinet Jokowi sebagai penanda kompetisi Pilpres 2019 yang begitu panas sudah usai. Hal ini dapat berimbas baik untuk masyarakat Indonesia.
"Lega lah masyarakat juga, bahwa Itul ah contoh yang baik. Bahwa proses kompetisi sudah selesai. Maka yang harus dibangun tidak hanya sekadar rekonsiliasi, tapi bagaimana bersama-sama melakukan afirmasi percepatan-percepatan bisa dibangun. Karena masing-masing punya akses yang cukup kuat dan cukup besar," tutupnya.
Baca Juga: Ini Lho Alasan Prabowo Subianto Mau Jadi Menhan di Kabinet Jokowi