Kemendes PDTT Sebut Tak Ada Lagi Desa Tertinggal di Jawa Timur

Surabaya, IDN Times - Data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyebutkan bahwa Provinsi Jawa Timur tidak lagi memiliki desa status kategori tertinggal dan sangat tertinggal. Bahkan, Jatim menempati posisi tertinggi dalam jumlah desa mandiri dan desa maju.
1. Kemendes PDTT sebut tak ada lagi desa tertinggal di Jatim
Berdasarkan data Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2021 Kemendes PDTT, tercatat sebanyak 697 desa di Jatim tergolong desa mandiri. Jumlah ini tertinggi di Indonesia dibandingkan provinsi lain. Selain itu, desa maju di Jatim juga menduduki posisi terbanyak yaitu 3.283 desa.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pun bersyukur atas pencapaian ini. Indeks Ketahanan Sosial (IKS) Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE) dan Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL) desa yang menjadi dasar dalam mengukur IDM dapat bertahan bahkan meningkat di tengah pandemik COVID-19.
"Alhamdulillah, berdasarkan Indeks Desa Membangun [IDM] Tahun 2021 yang di rilis Kemendes/PDTT saat ini di Jawa Timur sudah tidak ada lagi desa tertinggal apalagi desa sangat tertinggal. Yang harus kita syukuri saat ini ada 697 desa mandiri di Jawa Timur, yang merupakan jumlah terbanyak secara nasional," ujar Khofifah, Jumat (20/8/2021).
Baca Juga: Target Khofifah Jatim 70 Persen Vaksinasi Saat 17 Agustus Gagal
2. Peningkatan cukup signifikan dari tahun lalu
Khofifah menjelaskan, peningkatan jumlah desa mandiri cukup signifikan di Jatim pada tahun ini dibandingkan pada tahun 2020 yaitu sebanyak 332 desa. Begitu pula pada status IDM maju yang meningkat tinggi dari 2.621 desa di tahun 2020 menjadi 3.283 desa.
"Tahun lalu masih terdapat 3 desa tertinggal dan satu desa sangat tertinggal. Tahun ini sudah tidak ada lagi. Hal ini setelah ditetapkannya dua desa di Jatim, yakni Renokenongo dan Kedungbendo di Kabupaten Sidoarjo sebagai desa yang tidak memenuhi kriteria pembentukan desa sesuai UU Nomor 6 tahun tahun 2014 tentang desa," tuturnya.
3. Tingkat keparahan dan kedalaman kemiskinan di Jatim tipis
Selain mengenai jumlah desa, data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, per 21 Juli 2021 menyebutkan bahwa tingkat keparahan dan kedalaman kemiskinan di Jatim paling tipis jika dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Jawa. Di saat yang sama, kontribusi terbesar angka penurunan kemiskinan di Jatim berada di wilayah pedesaan dengan total penurunan sebanyak 33.246 orang.
"Dalam setiap proses pembangunan yang dilakukan terdapat ikhtiar agar terus menekan angka kemiskinan serta mendorong kesejahteraan masyarakat terus meningkat," imbuh Khofifah.
4. Pemprov lakukan beberapa upaya untuk memajukan desa
Dalam mencapai titik ini, Khofifah menyebutkan terdapat beberapa program yang dilakukan oleh Pemprov Jatim. Pertama yaitu Desa Berdaya yang berfokus pada mendorong inovasi ekonomi, menghadirkan ikon desa sebagai branding ekonomi, optimalisasi dana desa, dan menciptakan praktik keteladanan.
Untuk mendukung program tersebut, Pemprov Jatim telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp20,1 miliar untuk program Paman Desa dengan sasaran 301 BUMDesa. Ada pula anggaran untuk Desa Berdaya senilai Rp15,1 miliar untuk 151 Desa Mandiri
"Keberhasilan ini juga tidak lepas dari kerja keras semua pihak. Maka saya menyampaikan terima kasih kepada para kepala daerah, camat, kepala desa dan seluruh pendamping desa, serta perguruan tinggi yang telah melakukan pendampingan sehingga tercapainya peningkatan terhadap status IDM di Jatim," terangnya.
5. Lima desa di Jatim masuk peringkat 10 tertinggi nasional
Khofifah pun mengapresiasi lima desa yang masuk dalam 10 peringkat tertinggi nasional. Lima desa asal Jatim tersebut antara lain Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu dengan skor 0,9981, Desa Gentengkulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi dengan skor 0,9924, Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu dengan skor 0,9886, Desa Gentengwetan, Kecamatn Genteng, Banyuwangi 0,9867, dan Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu dengan skor 0,9775.
"Selamat atas pencapaian yang telah diraih. Menjadi desa mandiri dan masuk sebagai ranking tertinggi secara nasional adalah bukti keseriusan seluruh komponen desa dalam mewujudkan pembangunan yang maksimal," pungkasnya.
Baca Juga: Jokowi Ingatkan Pemprov Jatim, Kasus Kematian COVID-19 Masih Tinggi