Isi Surat Wasiat Korban Dugaan Bunuh Diri di Suramadu, Menyayat Hati!

Polisi masih cari kebenaran surat dan identitas korban

Surabaya, IDN Times - Sebuah surat wasiat ditinggalkan bersama barang-barang lain di tengah Jembatan Suramadu, Senin (6/9/2021) malam. Surat yang diduga milik korban bunuh diri ini berisi curahan hati mengenai masalah rumah tangga. Polisi masih menyelidiki kebenaran surat ini.

1. Korban curhat mengenai masalah rumah tangganya di surat wasiat

Isi Surat Wasiat Korban Dugaan Bunuh Diri di Suramadu, Menyayat Hati!Surat wasiat yang ditemukan di Suramadu. Dok. Istimewa.

Dalam surat itu, korban menuliskan kekecewaannya terhadap sang istri yang dianggap tidak bisa melayaninya sepenuh hati. Ia pun berkali-kali meminta maaf kepada keempat anaknya lantaran tak bisa menjadi sosok ayah yang baik. Ia menyampaikan keputusasaannya karena merasa tak pantas hidup bersama sang istri dan anak-anak mereka.

"Papa juga merasakan, sebagai seorang istri, Mama tak total dalam melayaniku sebagaimana kewajiban seorang istri. Apa pun SALAH menurut Mama," tulis korban dalam surat tersebut.

Baca Juga: Motor dan Surat Wasiat Tergeletak di Suramadu, Diduga Ada Bunuh Diri

2. Sejumlah kartu identitas ditemukan bersama surat wasiat

Isi Surat Wasiat Korban Dugaan Bunuh Diri di Suramadu, Menyayat Hati!Ilustrasi kartu identitas lisensi. (Pixabay.com/mohamed_hassan)

Selain surat wasiat, sejumlah kartu identitas juga ditemukan seperti e-KTP, SIM C, NPWP, dan kartu ATM. Menurut kartu identitas tersebut, korban adalah laki-laki berinisial W dengan usia 53 tahun. Ada pula sebuah pulpen yang diduga digunakan untuk menulis surat wasiat. Namun, masih belum bisa dipastikan apakah seluruh kartu identitas surat wasiat ini benar-benar milik korban yang diduga bunuh diri.

"Kami masih selidiki lebih lanjut," tutur Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Giadi Nugraha.

3. Korban adalah anggota TNI AL

Isi Surat Wasiat Korban Dugaan Bunuh Diri di Suramadu, Menyayat Hati!Pexels.com

Namun, satu hal yang terkonfirmasi adalah korban merupakan anggota TNI Angakatan Laut. Untuk itu, Giadi juga bekerja sama dengan TNI AL untuk mencari keberadaan tubuh korban yang diduga bunuh diri dengan cara meloncat ke selat Madura.

"Benar anggota TNI. Jadi kami juga koordinasi dengan TNI AL ini," sebut Giadi.

Mari bersama cegah perilaku bunuh diri 

Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa. Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.

Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444

NGO Indonesia pencegahan bunuh diri:
Jangan Bunuh diri telp: (021) 9696 9293email: janganbunuhdiri@yahoo.com
Organisasi INTO THE LIGHTmessage via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID)direct message via Twitter: @IntoTheLightID
Kementrian Kesehatan Indonesiatelp: (021) 500454

 

Baca Juga: Viral, Seorang Warga Coba Bunuh Diri Lompat dari Jembatan Pasupati

Topik:

  • Zumrotul Abidin
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya