Dapat SMS Penawaran Pekerjaan, Gadis Desa Ini Malah Dijual

Surabaya, IDN Times - Modus pelaku perdagangan manusia untuk menjerat korbannya bermacam-macam. Pada kasus perdagangan manusia yang melibatkan pasangan suami istri di Surabaya misalnya, mereka mengirim pesan singkat kepada calon korban yang akan mereka jadikan sebagai Pekerja Seks Komersial.
Kanit PPA Polrestabes Surabaya, AKP Ruth Yeni mengatakan bahwa korban mendapatkan pesan singkat dari nomor yang tidak ia kenal. Hal ini ia sampaikan ketika pengungkapan kasus prostitusi berkedok jasa pijat, Senin (17/9) di Mapolrestabes Surabaya.
1. Korban berasal dari daerah kecil
Dari kasus yang diungkap pada siang itu, korban bertugas sebagai terapis yang memberikan layanan pijat sekaligus layanan seksual segala bentuk. Ruth menjelaskan bahwa korban didapatkan dari luar kota Surabaya. Kala itu korban mendapatkan pesan singkat dari nomor yang tidak dikenal. Sms tersebut berisi tawaran pekerjaan di Surabaya. "Tidak jelas pekerjaannya apa. Tulisannya hanya pekerjaan," jelasnya.
2. Diberikan ongkos untuk ke Surabaya
Korban pun merespon pesan tersebut. Ia membalas bahwa ia tidak memiliki ongkos untuk pergi ke Surabaya lantaran berasal dari keluarga yang tergolong kurang mampu. Akhirnya, sang pengirim pesan pun mengirim sejumlah uang kepada korban sebagai ongkos pergi ke Surabaya. "Karena sudah dikirimi uang, korban pun mau dan akhirnya berangkat," lanjut Ruth.
3. Di Surabaya bekerja sebagai pemijat sekaligus PSK
Saat di Surabaya, korban malah bekerja sebagai tukang pijat sekaligus pekerja seks komersial. Menurut keterangan pemilik panti pijat, YS, awalnya ia menawarkan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga. Namun korban sendiri yang mengatakan bahwa ia mampu memijat. "Itu keterangannya berbeda dengan BAP. Untuk saat ini masih kita dalami," ujarnya.
Baca Juga: Polisi Kembali Ungkap Prostitusi PSK ABG di Kalibata City
4. Pengirim pesan bukanlah pemilik panti pijat
Namun yang digarisbawahi oleh Ruth adalah, pengirim pesan bukanlah pemilik panti pijat. Ia menduga adanya jaringan berupa makelar untuk mendapatkan gadis-gadis desa seperti korban. "Hal itu yang menarik dan sampai saat ini masih kita dalami lagi," pungkasnya.
Baca Juga: Tangisan Bunga dari Balik Topeng Spider-Man