COVID-19 Melandai di Surabaya, Unesa, Unair, dan ITS Ramai-ramai PTM

Perkuliahan tatap muka dilaksanakan dengan terbatas

Surabaya, IDN Times - Menurunnya kasus COVID-19 membuat beberapa kampus di Kota Surabaya melaksanakan perkuliahan secara tatap muka terbatas mulai Senin (20/9/2021). Universitas Negeri Surabaya dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember berbarengan mulai memberlakukan perkuliahan hybrid bagi para mahasiswanya. Sementara Universitas Airlangga menyertakan berbagai syarat untuk melaksanakan perkuliahan dengan berbagai model.

1. PTM hari pertama di ITS dipantau langsung oleh Rektor ITS

COVID-19 Melandai di Surabaya, Unesa, Unair, dan ITS Ramai-ramai PTMRektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng. Dok Humas ITS

Di hari pertama pemberlakuan kuliah hybrid, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari memantau langsung di beberapa departemen. Pembelajaran dengan memadukan daring serta luring ini sebelumnya sudah pernah diujicobakan pada semester genap lalu. Kini, seiring melandainya kasus COVID-19, mayoritas mahasiswa ITS pun menginginkan agar bisa kembali berkuliah di kampus secara tatap muka.

“Pelan-pelan kita kembalikan suasana kampus seperti sedia kala, sehingga mahasiswa bisa senang dan sehat untuk berkuliah offline (luring) di kampus ITS ini,” ujar Ashari di sela-sela agendanya mengecek pelaksanaan perkuliahan hybrid, Senin (20/9/2021).

2. Berbagai peraturan berlaku di PTM ITS

COVID-19 Melandai di Surabaya, Unesa, Unair, dan ITS Ramai-ramai PTMRektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng (duduk kiri) dan Fadlilatul Taufany (duduk kanan) saat mendemokan OXITS. Dok Humas ITS

Ashari menjelaskan, mahasiswa yang dapat mengikuti perkuliahan luring adalah angkatan 2020 dan 2021, berasal dari Surabaya, kondisi sehat dan telah divaksinasi. Sebelum masuk kelas, mahasiswa juga diwajibkan mencuci tangan lebih dulu dan diukur suhu badannya. Para dosen yang mengajar juga harus sudah divaksinasi serta dalam kondisi sehat untuk bisa mengajar di kelas.

Di setiap kelas, mahasiswa yang bisa mengikuti PTM dibatasi sebanyak 50 persen kapasitas saja. Sedangkan sisanya bisa berkuliah secara daring. Setiap departemen diperbolehkan mengadakan perkuliahan hybrid sebanyak tiga sampai empat kelas dengan minimal dua mata kuliah yang boleh diadakan.

“Situasi kelas dipastikan sudah memenuhi standar dan skrining, sehingga bisa dipastikan aman dan nyaman bagi mahasiswa yang kuliah di kelas,” tuturnya.

3. Dosen dan mahasiswa Unesa antusias bisa PTM

COVID-19 Melandai di Surabaya, Unesa, Unair, dan ITS Ramai-ramai PTMUniversitas Negeri Surabaya (Unesa). Instagram/official_unesa

Di hari yang sama, Unesa juga memulai hari pertama perkuliahan tatap muka (PTM). Dosen Prodi Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Unesa, Riyad pun antusias untuk bertemu kembali para mahasiswanya. Ia mendapat berbagai kejutan-kejutan, baik dari sisi mahasiswa yang banyak yang berubah, mau pun dari sisi interaksi di dalam kelas.

“Apa yang tidak saya dapatkan di ruang virtual itu, seperti kedalaman interaksi dan emosi akhirnya seperti terbalas dan terjawab lagi lewat PTM ini. Karena mendidik tidak melulu tentang materi, tetapi juga keterlibatan hati dan emosi,” ungkapnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh salah seorang mahasiswa, Syauqi. Mahasiswa prodi Sejarah ini menilai bahwa tuntutan pendidikan saat ini tidak hanya kecerdasan dalam bidang akademik, melainkan juga tentang jejaring dan bagaimana kolaborasi di dalamnya.

“Kolaborasi dan inovasi hanya akan didapatkan jika kita bisa sejalan, setongkrongan, seforum dan saling memahami satu sama lain. Itu penting,” sebutnya.

Baca Juga: Pakar ITS: Pentingnya Memeriksa Pohon Sebelum Roboh!

4. Ujian di Unair dilaksanakan secara luring

COVID-19 Melandai di Surabaya, Unesa, Unair, dan ITS Ramai-ramai PTMnews.unair.ac.id

Sementara itu, Unair menerapkan berbagai persyaratan bagi prodi yang ingin memberlakukan perkuliahan dengan hybrid, blended, maupun PTM. Bahkan, ujian UTS dan UAS di Unair dilakukan secara luring. Praktikum yang membutuhkan tatap muka juga dapat dilaksanakan.

"Ada sedikit perbedaan pada sistem blended dan hybrid. Blended merupakan kombinasi daring dan luring dalam satu mata kuliah, sedangkan hybrid adalah kombinasi daring dan luring dalam satu pertemuan. Secara umum, perkuliahan luring dilakukan hanya untuk mata kuliah (matkul) dengan capaian pembelajaran pada ranah afektif dan psikomotorik. Perkuliahan blended/hybrid dilakukan untuk matkul dengan capaian pembelajaran ranah kognitif penerapan, analisis, evaluasi dan kreasi," jelas Direktur Pendidikan UNAIR Prof Dr Sukardiman.

Baca Juga: E-Batik Nusantara, Media Belajar Karya Mahasiswa Unesa

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya