Banjir Menggenang Surabaya Saat Hujan Lebat, Ini Solusi Pemkot
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Sejumlah titik di Kota Surabaya sempat terendam genangan air saat hujan deras pada Jumat (7/1/2021). Pemerintah Kota Surabaya pun mencari penyebab genangan ini muncul dan merumuskan penyelesaiannya. Hingga saat ini, solusi yang akan digunakan adalah pemasangan pompa tambahan.
1. Pompa saluran Kalidami akan diaktifkan
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menjelaskan, genangan yang terjadi di Jalan Dharmawangsa berasal dari saluran Kalidami yang tidak maksimal. Hingga saat ini, air hujan yang ada di kawasan tersebut mengalir ke saluran Kalidami dengan mengandalkan gravitasi. Namun, gravitasi saja kini sudah tidak cukup lagi untuk menarik debit air yang besar.
"Dharmawangsa itu yang di Kalidami dulu ada pompa, tapi kita mengandalkan gravitasi. Gravitasi kalau dia (kontur tanah) turun, aliran air banter (cepat). Tapi kalau landai, maka kita butuh pompa. Berarti ya harus dipasang pompa," ujar Eri, Minggu (9/1/2022)..
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Lilik Arijanto. Lilik pun akan kembali mengaktifkan pompa air di saluran Kalidami agar air hujan bisa segera mengalir tanpa menimbulkan genangan di kawasan Dharmawangsa.
"Pompanya saat ini tidak dimanfaatkan di situ (Kalidami), tapi nanti mau kita manfaatkan kembali. Karena kondisi curah hujan yang semakin hari semakin tinggi," imbuhnya.
Baca Juga: Antisipasi Banjir Surabaya Barat, Risma Buat Saluran di Dataran Tinggi
2. Genangan di pusat kota karena air terpusat ke satu saluran
Genangan air yang mengkhawatirkan juga terjadi di pusat Kota Surabaya tepatnya di sekitar Jalan Basuki Rahmat. Eri mengidentifikasi genangan ini terjadi karena air hanya mengalir ke Rumah Pompa Kenari (Grahadi) lantaran adanya pintu air di brandgang.
"Air yang harusnya lari ke brandgang malah ke grahadi (Kenari), jadinya antre di situ. Maka harus diganti brandgangnya, jangan ditutup," ungkapnya.
Sesuai dengan instruksi Eri, Lilik juga membuat skenario aliran air agar tidak hanya berpusat di Rumah Popa Kenari namun juga ke arah sungai Kalimas. Dengan ini, debit air dapat terbagi sehingga genangan air dapat terhindarkan.
"Biar tidak hanya melalui pompa grahadi (Kenari), itu yang pertama. Dari situ nanti kita bisa membagi aliran air arah hulu ke hilirnya jadi dua, paling tidak pompa grahadi akan lebih mampu mengatasi genangan di pusat kota," jelasnya.
3. Rumah Pompa Kenari banyak kehilangan energi
Selain itu, genangan di pusat kota juga karena Rumah Pompa Kenari banyak kehilangan energi. Pasalnya, rumah pompa ini harus menskrining banyak sampah dan material bangunan yang ikut menghalangi. Pembagian debit air pun dirasa amat dibutuhkan di kawasan tersebut.
"Jadi saya lihat pompa maksimal, gravitasi maksimal dibuka semua bisa, itu pun juga belum mengatasi di pusat. Makanya perlu penambahan kapasitas pompa dengan cara membuka laluan atau sodetan yang langsung ke luar folder pembuangan," tutupnya.
Baca Juga: Hujan Siang Hingga Sore, Sejumlah Wilayah di Surabaya Tergenang