Anak Surabaya Kumat Tawuran, Risma Lakukan Tindakan Khusus
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah pernah "menyemprot" anak-anak yang ketahuan melakukan tawuran di Kota Surabaya. Mereka berasal dari berbagai macam kelompok utamanya Kampung Jawara dan All Star. Namun rupanya, semprotan Risma tak diindahkan oleh mereka.
31 remaja lelaki ditangkap oleh Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak, Sabtu (21/9). Mereka ditangkap saat akan melakukan tawuran dengan senjata tajam.
Baca Juga: Tawuran Antar Warga Marak di Jakarta, Anies Siapkan Jurus
1. Risma lakukan tindakan lain untuk mencegah tawuran anak-anak
Risma pun geleng-geleng kepala ketika mengetahui perbuatan para remaja tanggung tersebut. Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya lain untuk mengatasi perkara tersebut dan bekerja sama dengan pihak kepolisian baik Polrestabes Surabaya maupun Polres Pelabuhan Tanjung Perak.
"Iya, kumat neh, ya. Kayanya regunya mereka, Simo dan Perak. Tapi aku gak perlu ngomong apa tindakanku," ujarnya ketika ditemui di kediamannya Jalan Sedap Malam, Sabtu (21/9).
2. Yang ditangkap bukan anak-anak yang dinasihati Risma
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Chandra Oratmangun mengatakan bahwa berdasarkan data yang ia punya, anak-anak tersebut sebenarnya tak termasuk dalam anak-anak yang menerima nasihat Risma beberapa waktu lalu.
"Setelah kami cek ini memang bukan anak-anak yang kemarin tawuran. Ini baru lagi," tuturnya.
3. Anak-anak warga Surabaya didampingi DP5A
Meski demikian, hal tetap menjadi perhatian Chandra. Pasalnya tidak ada efek jera yang dialami oleh anak-anak tersebut. Pihaknya pun akan melakukan pendampingan terhadap anak-anak yang merupakan warga Kota Surabaya.
"Mohon maaf, dari 31 yang 4 dewasa. Sedangkan yang 3 merupakan warga Gresik. Kami akan melakukan pendampingan dengan anak-anak warga Surabaya," imbuhnya.
4. Keluarga dan pendidikan diintervensi
Tak hanya pendampingan terhadap anak-anak, ia juga melakukan observasi terhadap kondisi keluarga dan pendidikan anak-anak tersebut. Berdasarkan data yang ia miliki, masalah keluarga dan pendidikan merupakan salah satu faktor penyebab anak-anak tersebut melakukan kenakalan seperti tawuran.
"Beberapa dari mereka juga ada masalah keluarga dan lain-lain. Kami akan masuk dari situ. Beberapa juga putus sekolah. Kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan," pungkasnya.
Baca Juga: Hendak Tawuran dengan Sajam, 31 Remaja Remaja Ditangkap Polisi