7 Kemalangan Putri Narulita, Korban Pembakaran Hidup-hidup oleh Suami

Putri kini masih tergolek lemah di ranjang rumah sakit

Surabaya, IDN Times - Tak ada yang menyangka jalan hidup Putri Narulita begitu berat. Pada usianya yang bahkan belum genap 19 tahun, ia sudah ditinggal pergi oleh suaminya selama-lamanya akibat bencana gempa bumi Palu.

Setelah itu, dia menikah lagi dengan Maspuryanto. Jauh panggang dari api, alih-alih hidupnya bahagia setelah pernikahan keduanya, Putri makin nelangsa. Dia kerap menerima kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dari sang suami.

Hingga pada akhirnya, sang suami tega membakar dirinya hidup-hidup sesaat setelah keduanya terlibat pertengkaran di sebuah kamar kos, di Ketintang Baru, Surabaya, 15 Oktober lalu. Kini Putri masih tergolek lemas di atas ranjang perawatan Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr Soetomo. Berusaha melepaskan mimpi-mimpi buruk yang mengekang kehidupan rumah tangganya. Sekuat tenaga berjuang untuk pulih. Berharap angan-angan indahnya segera tergapai.

1. Suami pertama hilang saat gempa Palu 2018

7 Kemalangan Putri Narulita, Korban Pembakaran Hidup-hidup oleh SuamiIDN Times/Fitria Madia

Ibunda Putri, Sumiyati (40), mengisahkan bahwa anaknya sempat menikah ketika tinggal di Palu, Sulawesi Tengah. Putri menikah usai lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Sumiyati mengatakan, wajar bagi remaja putri di Palu untuk menikah dini setelah merampungkan pendidikannya.

Dari pernikahan itu, Putri dikaruniai seorang anak perempuan. Saat ini anak tersebut berusia 1,5 tahun. Nahas, kehidupan rumah tangga Putri tak berjalan mulus. Suaminya menjadi korban gempa Palu 2018 dan belum ditemukan hingga sekarang.

"Suami pertamanya hilang. Jadi korban gempa Palu tahun lalu," ujar Sumiyati kepada IDN Times, Rabu (16/10).

2. Menikah lagi dengan Maspuryanto, si pria super posesif

7 Kemalangan Putri Narulita, Korban Pembakaran Hidup-hidup oleh SuamiIDN Times/Fitria Madia

Gempa membawa kemalangan bagi Sumiyati dan Putri. Mereka pun pindah ke tanah Jawa untuk memulai kehidupan baru. Sumiyati dan Putri sebenarnya merupakan warga Tuban. Namun mereka memilih menetap di Surabaya.

Sumiyati memutuskan mengadu nasibnya menjadi asisten rumah tangga. Sementara Putri dipinang oleh seorang lelaki asal Jawa Tengah, Maspuryanto (47). Putri pun menikah pada Agustus 2019.

Pernikahan baru ini diharapkan menjadi berkah bagi Putri dan buah hatinya. Namun sayang, Maspuryanto kelewat sayang kepada Putri hingga berlaku super posesif.

"Kalau keluar ya gitu, Putri gak boleh noleh kanan kiri. Kalau gak sengaja Putri noleh pas kebetulan lihat laki-laki, langsung marah dia (Maspuryanto)," tuturnya.

Baca Juga: Berusaha Kabur ke Jateng, Suami Pembakar Istri Diringkus di Rembang

3. Tidak dibolehkan memiliki ponsel

7 Kemalangan Putri Narulita, Korban Pembakaran Hidup-hidup oleh SuamiIDN Times/Fitria Madia

Sikap mengekang Maspuryanto semakin tak terkendali. Saking sayangnya kepada Putri, ia tidak memperbolehkan istrinya untuk bercakap melalui media sosial dengan siapa pun tanpa sepengetahuannya. Bahkan, ia memutuskan untuk menggunakan telepon genggam milik Putri sehingga perempuan itu tidak bisa dengan bebas meraih ponselnya.

Sebagai seorang dewasa muda yang masih gandrung-gandrungnya dengan ponsel, Putri bukannya tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Pertengkaran-pertengkaran mulai kecil hingga besar sering terjadi akibat Putri meminta ponsel.

"Waktu telepon saya, Puri (panggilan Maspuryanto) harus ada di sebelahnya. Dia tanya 'itu telepon siapa?'. Terus ditunjukkan sama Putri 'ini loh Mama' gitu," jelas Sumiyati menggambarkan.

4. Dikekang hingga tak boleh keluar kamar

7 Kemalangan Putri Narulita, Korban Pembakaran Hidup-hidup oleh SuamiIDN Times/Fitria Madia

Tak hanya itu, Putri juga tidak dibolehkan keluar kamar. Alih-alih bekerja, untuk sekadar membeli keperluan rumah seperti makanan atau sabun, Maspuryanto memilih untuk mengemban tugas rumah tangga itu. Bahkan, keperluan pembalut Putri tiap bulannya juga dibelikan oleh Maspuryanto.

"Dia (Maspuryanto) kalau kadung sayang ya gitu, sayang banget. Sampai Putri gak usah ke mana-mana," tutur Sumiyati.

Sumiyati menggambarkan sikap Maspuryanto melarang Putri ke luar kamar kos merupakan bentuk kasih sayang agar Putri tidak kelelahan. Namun itu hanyalah bentuk lain dari rasa posesif terhadap istrinya yang masih muda.

Putri juga masih amat menyayangi Maspuryanto. Sumiyati mengatakan Putri tidak pernah sungguh-sungguh meminta cerai kepada Maspuryanto.

5. Menjadi korban KDRT hingga dibakar hidup-hidup

7 Kemalangan Putri Narulita, Korban Pembakaran Hidup-hidup oleh SuamiIDN Times/Ardiansyah Fajar

Kehidupan rumah tangga Putri dengan Maspuryanto yang seumur jagung kerap diwarnai pertengkaran. Hal-hal kecil menjadi masalah besar di mata Maspuryanto. Putri pun sering menerima kekerasan dari Maspuryanto. Sepanjang Sumiyati tahu, Putri hanya dipukul di bagian tangan.

Hingga pada Minggu (13/10), mereka bertengkar hebat hingga Putri memutuskan minggat ke tempat tinggal Sumiyati. Permasalahannya pun sepele, karena Putri melemparkan handuk ke wajah Maspuryanto saat menyuruhnya mandi.

Putri ingin memberikan pelajaran kepada Maspuryanto agar tidak lagi bersikap kasar padanya. Selasa (15/10), ia bersama sang ibu ke kamar kos Maspuryanto untuk mengemasi barang-barang miliknya dan pergi ke Tuban. Nahas, niat Putri untuk menggertak malah berujung penyiraman bensin ke wajahnya hingga dibakar oleh Maspuryanto.

"Tiba-tiba (dia) sudah teriak 'Mamaaaaa'. Saya lari ke kamar lalu lihat api sudah di mana-mana. Sudah membakar anak saya juga," kenang Sumiyati.

6. Naik becak ke rumah sakit dengan tubuh penuh luka bakar

7 Kemalangan Putri Narulita, Korban Pembakaran Hidup-hidup oleh SuamiIDN Times/Ardiansyah Fajar

Kemalangan Putri tak hanya berakhir di situ. Meski tinggal di dalam kos yang banyak dihuni orang, tak satu pun membantu mengevakuasi Putri. Sumiyati membawa Putri ke rumah sakit terdekat, RSI Wonokromo, menggunakan becak. Putri pun meraung kesakitan dengan luka bakar 16 persen yang terkena sengatan matahari Surabaya.

"'Ma, panas, Ma'. Saya cuma bisa bilang sabar ya, Nak," tutur Sumiyati menirukan erangan Putri.

Setibanya di rumah sakit, belum ada yang mendampingi Sumiyati dan Putri. Ia terpaksa meninggalkan anaknya untuk mondar-mandir ke sana ke mari melaporkan kejadian yang menimpa anaknya tersebut. Sumiyati pun mengatakan anaknya terlambat beberapa jam dirujuk ke RSUD Dr Soetomo lantaran tak ada wali yang membereskan urusan administrasi.

7. Kesulitan biaya rumah sakit

7 Kemalangan Putri Narulita, Korban Pembakaran Hidup-hidup oleh SuamiIDN Times/Ardiansyah Fajar

Kemalangan Putri belum usai. Saat ini, Sumiyati tengah memutar otak untuk membayar biaya pengobatan dan perawatan putri semata wayangnya. Profesi Sumiyati sebagai asisten rumah tangga tentu tidak cukup untuk mendanai anaknya.

"Selama ini masih dibayarkan sama Ncik (majikan) saya. Saya gak tahu itu belakangan gimana. Saya ngelunasinnya gimana. Apa saya jual ginjal saja, ya?" ucapnya ngelantur.

Saat ini Sumiyati dan Putri masih menunggu uluran tangan para dermawan. Setidaknya, rasa kesal mereka terhadap Maspuryanto terbayarkan. Lelaki yang sempat kabur setelah membakar Putri itu tertangkap. Kini ia mendekam di sel tahanan Mapolrestabes Surabaya.

Baca Juga: Sudah Bisa Bicara, Kondisi Korban Pembakaran Hidup-hidup Mulai Membaik

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya