14 Hari Usai Libur Panjang, Kasus COVID-19 di Surabaya Menurun

Berkat kerja sama berbagai pihak

Surabaya, IDN Times - Kasus COVID-19 diperkirakan bisa melonjak usai libur panjang pada awal November 2020. Menurut Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, lonjakan ini bisa dilihat dari 5-14 hari pascalibur panjang. Namun, hingga memasuki pekan ketiga, belum ada penambahan kasus yang signifikan di Kota Surabaya. Malahan, jumlah kasus COVID-19 jadi menurun dibanding beberapa waktu lalu.

1. Kasus COVID-19 di Surabaya tidak melonjak usai libur panjang

14 Hari Usai Libur Panjang, Kasus COVID-19 di Surabaya MenurunKepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara. IDN Times/Dok. Istimewa

Berdasarkan data Satgas COVID-19 Provinsi Jawa Timur, pada Minggu (15/11/2020), penambahan kasus COVID-19 di Kota Surabaya sebesar 19 orang. Sehari sebelumnya, kasus bertambah 18 orang. Sedangkan pada Kamis (12/11/2020), terjadi penambahan sebanyak 29 kasus COVID-19. Jumlah ini cukup rendah jika dibandingkan dengan rata-rata penambahan kasus yang terjadi dalam sebulan terakhir yaitu sekitar 50 kasus per hari.

"Alhamdulillah, memang ternyata setelah libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW awal bulan kemarin tidak ada lonjakan kasus COVID-19 di Surabaya," ujar Kabag Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara, Senin (16/11/2020).

2. Hasil kerja sama berbagai pihak

14 Hari Usai Libur Panjang, Kasus COVID-19 di Surabaya MenurunIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Febri menyampaikan bahwa upaya penekanan kasus COVID-19 di Kota Surabaya ini merupakan kasil kerja sama dari berbagai pihak. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah mengeluarkan surat imbauan antisipasi libur panjang untuk kelurahan, kecamatan, dan pengelola hotel. Hasilnya, setiap orang yang berpotensi terpapar COVID-19 bisa diketahui dengan cepat untuk mencegah penularan.

"Kalau di hotel itu harus menunjukkan hasil tes swab dulu. Hotel juga gak mau kalau sampai terjadi penularan di dalamnya. Satgas kelurahan juga diminta untuk mencari warganya yang sudah berpergian ke luar kota," jelas Febri.

Baca Juga: Pakar Memprediksi Kasus COVID-19 di Surabaya Stagnan Hingga Desember

3. Tersedia fasilitas swab PCR gratis

14 Hari Usai Libur Panjang, Kasus COVID-19 di Surabaya MenurunIlustrasi Tes Usap/PCR Test (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Selain itu, dengan tersedianya tes swab PCR gratis di Labkesda Surabaya maupun di puskesmas, warga Surabaya pun bisa lebih mudah memeriksakan dirinya setelah melakukan perjalanan luar kota. Seusai libur panjang pun Febri menyebutkan bahwa antusiasme warga di Labkesda meningkat.

"Kalau yang enggan ke Labkesda habis dari luar kota ya bisa ke Puskesmas. Yang penting warga bisa tes dengan cepat jadi kalau terpapar tidak sampai menulari ke yang lain," tuturnya.

4. Ada Tim Swab Hunter

14 Hari Usai Libur Panjang, Kasus COVID-19 di Surabaya MenurunTim Swab Hunter saat melaksanakan razia dan tes swab massal. IDN Times/ Dok istimewa

Upaya terbaru yang dikerahkan untuk pencegahan COVID-19 adalah dengan penerjunan Tim Swab Hunter. Tim ini bergerak di pusat-pusat keramaian Kota Pahlawan untuk menyosialisasikan protokol kesehatan sekaligus mencari para pelanggar protokol kesehatan. Jika ketahuan, pelanggar akan langsung dites swab.

"Harapannya kondisi ini bisa bertahan terus jadi kasus COVID-19 di Kota Surabaya dapat tuntas," tutupnya.

5. Penambahan kasus COVID-19 di Surabaya diprediksi stagnan sampai Desmber

14 Hari Usai Libur Panjang, Kasus COVID-19 di Surabaya MenurunTim Kajian Epidemiologi FKM Unair Dr. Windhu Purnomo saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Jumat (8/5). Dok Istimewa

Sebelumnya, Windhu memprediksi bahwa penambahan kasus COVID-19 di Kota Surabaya akan stagnan hingga awal Desember. Namun, bisa juga terjadi lonjakan kasus pada 5-14 hari usai libur panjang yaitu di pertengahan November.

"Prediksi ini belum melihat lonjakan kasus pascalibur panjang. Biasanya di hari ke lima sampai 14 pascalibur. Kalau ada lonjakan, prediksinya berubah lagi," ungkap Windhu.

14 Hari Usai Libur Panjang, Kasus COVID-19 di Surabaya MenurunInfografis Gerakan 3M (IDN Times/Ryann Rezza Ardiansyah)

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus.  Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita.Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Baca Juga: Perawat RSUD dr Soetomo Surabaya Meninggal karena COVID-19

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya