Warganet Tuding RS Wiyung Sejahtera Soal COVID-19, Begini Bantahannya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Sebuah akun Twitter bernama @BalqisRrzq membuat heboh dengan mencuit beberapa tuduhan atas buruknya pelayanan RS Wiyung Sejahtera Surabaya. Cuitan itu berasal dari keluhan sang ayah yang merupakan pasien COVID-19 dan dirawat di sana.
Beberapa tudingan yang disampaikan oleh akun tersebut antara lain rekayasa hasil positif demi bantuan Rp200 juta. Tudingan lain adalah pasien masuk ke RS Siloam dan RS Mayapada pasti mati karena disuntik mati agar dapat Rp350 juta. Akun itu juga menyebut bahwa pemerintah menargetkan 70 juta jiwa rakyat mati, serta setiap ambulan dapat jatah Rp15 juta per jenazah yang diantar, sementara sopir dapat Rp9 juta.
1. Akun tersebut tak bisa menunjukkan bukti
Ketua Umum PERSI, dr. Kuntjoro Adi Purjanto melalui keterangan resminya, Selasa (21/7/2020) memberikan klarifikasi ini. "Kami telah berkomunikasi dengan saudari Balqis melalui japri (direct message). Sampai laporan ini disusun, yang bersangkutan menyampaikan bahwa tuduhan itu," ujarnya.
Hasilnya, lanut Kuntjoro, Balqis tidak dapat menunjukan bukti apapun. Dengan kata lain,
unggahan itu keliru, disinformatif, bersifat fitnah dan menyesatkan. Hal ini diperkuat juga berdasarkan hasil rapat antara PERSI Pusat, PERSI Jawa Timur, BPRS Jawa Timur, manajemen RS Wiyung dan RS Siloam Surabaya pada tanggal 20 Juli 2020. Dalam rapat itu disebutkan bahwa tuduhan akun @BalqisRrzq tidak benar.
2. Tak benar ayah pemilik akun tersebut dipaksa menjadi pasien positif
Kuntjoro juga memberikan klarifikasi tentang tuduhan @BalqisRzq yang menyebut ayahnya dipaksa menjadi pasien positif COVID-19 selama tiga minggu. Ia mendasarkan klarifikasinya berdasarkan pemeriksaan laboratorium RS Soetomo yang menyebut hasil swab sang ayah yang berinisial H (49) hasilnya positif.
"Kepada saudari Balqis atau akun @BalqisRrzq, PERSI meminta secepatnya melakukan pelurusan informasi melalui media sosial dan menyampaikan permintaan maaf kepada RS Wiyung Sejahtera, RS Siloam, RS Mayapada dan publik," kata dia.
Baca Juga: Kronologi Polemik Jenazah PDP di Surabaya yang Cuma Dipakaikan Popok
3. Pertimbangkan langkah hukum jika tak ada itikad baik
Tak hanya itu, Kuntjoro mengatakan bahwa PERSI mempertimbangkan langkah hukum atas kejadian ini. "Apalagi jika tidak ada itikad baik dan permintaan maaf dari saudari Balqis," ia melanjutkan.
PERSI pun mengimbau kepada siapa pun agar tidak menyebarluaskan informasi keliru atau hoaks. Selain karena bersifat menyesatkan, informasi itu juga merugikan pasien pelayanan rumah sakit dan masyarakat luas.
Baca Juga: Polda Jatim Gerebek Rumah Produksi Jamu Kuat Ilegal di Wiyung