[WANSUS] Eri Cahyadi: GBT Gak Bau Sampah, Siap Gelar Piala Dunia U-20

Ia pun meminta Timnas berkandang di GBT

Surabaya, IDN Times - Kurang dari enam bulan lagi Surabaya akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Untuk menyambut hajatan besar itu, Pemerintah Kota Surabaya terus memoles Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Meski begitu, upaya Pemkot bukan berarti tanpa halangan. GBT sempat diragukan bisa menggelar kejuaraan tersebut karena adanya bau sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo. Bahkan, isu pencoretan GBT dari daftar tuan rumah sempat kencang berembus. 

Pemkot pun tak tinggal diam. Mereka bergerak cepat menambal semua kekurangan GBT.  Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi bahkan memastikan GBT dan Kota Surabaya sudah siap menyambut kedatangan para bintang-bintang muda dunia. Kepada IDN Times Jatim di ruang kerjanya, Kamis, (24/11/2022), Eri membeberkan optimismenya menyambut gelaran dwi tahunan itu. Berikut cuplikan wawancaranya. 

Bagaimana progres persiapan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023?

Kami selalu berkoordinasi dengan kementerian-kementerian terkait. Sebab, ternyata syaratnya kan banyak, mulai dari kualitas rumput sampai akses. Kami juga ada pendampingan dari PSSI. Bahkan, kami meng-hire orang dari AFC untuk memastikan semua kelengkapan.

Secara total kami sudah siap sekitar 90 persen. Cuma memang masih ada beberapa yang kurang, seperti soal rumput. Tapi memang semua stadion di Indonesia yang bakal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 dapat evaluasi soal rumputnya. Koreksi FIFA gitu.

Soal masalah bau sampah juga sudah tuntas?

Kemarin perwakilan dari AFC dan FIFA datang. Mereka begitu datang, turun dari bus langsung jalan ke sampahnya. Mereka heran kok gak ada bau lagi. Sekarang sudah clear bau sampah udah gak ada. 

Alhamdulillah sekarang kita sudah punya bahan kimia buatan sendiri yang mampu menahan bau sampah. Itu kita belajar dari Pemkab Sidoarjo. Mulanya kita pakai bahwa kimia yang bermerek dan malah, kita semprot ternyata masih bau. Sekarang sudah gak lagi. Selain dibantu Pemkab Sidoarjo kami juga bersinergi dengan banyak pihak, salah satunya Pemerintah Provinsi. Mereka membantu membangun lahan parkir Rp20 miliar. Ini kan bentuk sinergi.

[WANSUS] Eri Cahyadi: GBT Gak Bau Sampah, Siap Gelar Piala Dunia U-20Stadion Gelora Bung Tomo sebelum direnovasi pada 9 November 2019. IDN Times/Reza Iqbal

Masalah renovasi fisik, akses dan bau sudah ada solusinya, lalu bagaimana caranya menarik animo warga untuk datang ke stadion? Terlebih, ada kabar bahwa Timnas bakalan main di daerah Jabodetabek, bukan di Surabaya?

Kalau kami, belum tahu undiannya. Tapi seperti kemarin waktu kualifikasi AFC U-19 kan banyak yang heran dengan antusiasme warga Surabaya. Perwakilan AFC saja sampai kaget, tinggi banget animo masyarakat menyaksikan Timnas di GBT. 

Jelas akan menjadi suatu kebanggan kalau Surabaya akan digunakan sebagai kandang Timnas. Saya cuma mau bilang bahwa Surabaya ini layak banget loh untuk pertandingan internasional.

Saya sempat tanyakan ke PSSI juga kenapa kok GBT gak pernah dipakai sama Timnas? katanya ada beberapa hal. Setelah itu saya katakan saya siap memenuhi semua kekurangan. Menpora tanya, siapa yang jamin? Saya bilang, jaminannya wali kota sendiri.

Salah satu keseriusan Surabaya biar bisa menjadi kandang Timnas bisa dilihat saat menyiapkan kualifikasi AFC U-19 kemarin. Kita ditunjuk mendadak dan cuma punya waktu sebulan. Bahkan, FIFA kaget, harusnya pembangunan macam ini butuh waktu 6 bulan. Saya yakin, asal kita punya semangat.

Surabaya ini punya banyak talenta sepak bola. Dan ini harus dimunculkan lagi. Surabaya harus jadi kandang Timnas. GBT ini dibangun dari uang rakyat pada zaman Pak Bambang DH dan Bu Risma. Tugas saya mendatangkan timnas main ke sini. 

Selain faktor stadion, adakah upaya lain Pemkot agar vibes Piala Dunia bisa dirasakan oleh warga Surabaya?

Kami akan menggelorakan sepak bola dari tingkat bawah sampai atas menjelang Piala Dunia U-20 2023 mendatang. Salah satunya kami baru saja menggelar Piala Wali Kota Surabaya yang diikuti oleh Sekolah Sepak Bola U-13 dan U15.

Setelah ini juga akan diadakan kompetisi per RW dan kelurahan mulai Desember nanti. Mereka akan diadu sampai tingkat kecamatan, sampai tingkat kota. Kami juga akan menggerakkan futsal juga. 

Kalau yang ini bukan SSB, tapi masyarakat yang ikut. Misalnya, dalam satu kampung ada satu dua grup silakan. Kita soalnya tujuannya menyemarakkan Piala Dunia. 

Baca Juga: Resmi Gelar Piala Dunia U-20, Ini 4 Fakta Gelora Bung Tomo

[WANSUS] Eri Cahyadi: GBT Gak Bau Sampah, Siap Gelar Piala Dunia U-20Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Pertandingan antar kampung kan rawan tawuran, apa antisipasinya?

Gini sebenarnya kita sedang mengubah mind set Surabaya dengan kekuatan guyub dan rukunnya. Guyub dan rukun ini salah satunya dimulai dengan olahraga. Kiat akan buktikan kalau pertandaingan profesional bisa tawuran, ini loh warga gak tawuran.

Kita akan ubah image tarkam yang sering tawuran. Jadi istilahnya kita merebut kemenangn tapi tak saling menyakiti. Sepak bola ini seperti pisau bermata dua. Bisa membuat orang berantem, tapi sebaliknya bisa warga jadi guyub rukun. 

Nah untuk kompetisi ini nanti bakal pakai stadion yang bagus, seperti stadion Made di Wiyung. Nanti dikasih tenda, semua nonton. Saya minta Camat Lurah menggerakkan warganya nonton biar guyub. Nanti dikasih bubur gratis. Tujuannya untuk menyatukan warga, jadi nanti gak boleh ambil pemain dari luar. Harus warga asli Surabaya.

Rencananya akan dimulai pada Desember ini dan gak boleh berhenti sampai nanti Mei. Nanti di acara puncaknya final akan ada persebaya legend melawan juara kompetisi ini. 

[WANSUS] Eri Cahyadi: GBT Gak Bau Sampah, Siap Gelar Piala Dunia U-20Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat berkunjung di salah satu tempat produksi UMKM warga di kawasan Dolly Surabaya. (Dok. Diskominfo Surabaya)

Dengan berbagai upaya seperti itu, kira-kira apakah akan ada efek Piala Dunia di Surabaya terhadap perekonomian warga Surabaya?

Surabaya dengan UMKM ini kan luar biasa. Pertumbuhan ekonomi kita 7 persen, Itu di atas di atas Indonesia dan Jawa Timur. Itu karena UMKM kami prioritaskan. Misalnya,  Pemkot itu harus batiknya dari UMKM. Hotel juga gitu. Kita juga punya e-peken.

Saya ke depannya setelah Piala Dunia ingin menjadikan GBT sebagai sport center. Jadi ke depan nanti akan kami bangun tempat atlet berkumpul. Jadi ketika Training Center ada Puslatcab jelang PON bisa digunakan. Ada voli dan basket juga di sana.

Kalau ada pemusatan latihan, kalau ada sport center semua orang Surabaya akan datang ke sana untuk olahraga. Kalau begitu, nanti UMKM akan ditata. Jadi memang semua event ini juga kembalinya pada kesejahteraan warga Surabaya juga.

Baca Juga: Gelora Bung Tomo Dipastikan Belum Dicoret Jadi Venue Piala Dunia U-20

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya