Sumur Kuno Ditemukan di Kediri, Diduga dari Zaman Majapahit

Warga temukan tulang hewan dan serpihan gerabah

Kediri, IDN Times - Tiga buah sumur kuno ditemukan oleh warga Dusun Besuk, Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Sumur dari bahan tembikar ini ditemukan di tepi sungai desa setempat. Warga menemukan sumur kuno ini saat sedang memancing. Sumur ini diduga sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit. Sumur ini berdekatan satu sama lain. Jarak diantaranya hanya sekitar 10 meter saja.

1. Ditemukan saat warga memancing

Sumur Kuno Ditemukan di Kediri, Diduga dari Zaman MajapahitLokasi temuan sumur kuno di Kediri, IDN Times/ istimewa

Salah seorang warga, Eko Budi, menuturkan awalnya mereka penasaran dengan adanya sumber air di aliran sungai ini. Mereka kemudian bersama sama melakukan penggalian. Pada kedalaman 170 cm, warga menemukan potongan tulang belulang yang diduga milik hewan, serta serpihan gerabah.

Terdapat tiga buah sumur kuno yang berhasil mereka temukan. “Kita menemukan potongan tulang betulang diduga milik hewan dan pecahan gerabah di dasar sumur," ujarnya, Selasa (23/06).

2. Berbahan tembikar berasal dari era Kerajaan Majapahit

Sumur Kuno Ditemukan di Kediri, Diduga dari Zaman MajapahitLokasi temuan sumur kuno di Kediri, IDN Times/ istimewa

Sementara itu, Kasi Museum Dan Purbakala Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Eko Prianto mengatakan sumur tersebut diduga berasal dari masa kerajaan Majapahit. Benda berdiameter 60-70 cm ini biasa disebut sebagai Jombong Sumur, yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan air bersih. "Jadi kalau sungai mengalami kekeringan masih terdapat air bersih di Jombong Sumur ini," tuturnya.

3. Buktikan adanya pemukiman kuno

Sumur Kuno Ditemukan di Kediri, Diduga dari Zaman MajapahitPetugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri menunjukkan lokasi temua sumur kuno, IDN Times/ istimewa

Temuan Jombong Sumur ini membuktikan adanya pemukiman kuno di desa tersebut. Lokasinya pun sangat berdekatan dengan sejumlah situs Seperti Situs Sebanen, Totok Kerot dan Semen. Jombong Sumur ini diduga kuat berkaitan dengan situs tersebut. Sesuai Undang-undang Cagar Budaya Nomor 11 tahun 2010, Eko berharap masyarakat tidak merusak atau mengambil sumur tersebut.

Namun Eko tak mempermasalahkan, jika masyarakat ingin memfungsikan layaknya sumur ataupun edukasi. "Kalau difungsikan lagi sepertinya tidak mungkin, tapai kalau dijadikan bahan edukasi sangat cocok," pungkasnya.

Bramanta Pamungkas Photo Verified Writer Bramanta Pamungkas

peternak huruf

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya