Pesanan Naik Drastis, Perajin Peti Mati di Malang Harus Lembur

Sebulan bisa memproduksi sampai 500 peti mati

Malang, IDN Times - Lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi belakangan membuat perajin peti mati kebanjiran pesanan. Peningkatan permintaan peti mati bahkan sudah mulai terlihat sejak dua bulan lalu atau tepatnya pasca lebaran Idul Fitri. Peningkatan permintaan peti mati itu dikarenakan lonjakan kasus COVID-19 di Kota Malang. Para perajin bahkan terpaksa menambah karyawan dan lembur.

1. Kerja ekstra penuhi permintaan

Pesanan Naik Drastis, Perajin Peti Mati di Malang Harus LemburSeorang pekerja sedang menyelesaikan pesananan peti mati. Dok/istimewa

Salah satu perajin peti mati di Kelurahan Bandungrejosari, Sukun, Kota Malang, Antonius Budi Wantoro menjelaskan, dalam dua bulan terakhir memang tempat pembuatan peti miliknya jauh lebih sibuk. Hal itu membuat mereka harus bekerja ekstra untuk bisa memenuhi pesanan peti mati dari sejumlah rumah sakit rujukan COVID-19. Sekarang, untuk satu hari, dirinya dan pekerja bisa menghasilkan hingga 50 peti mati.  

"Kalau dulu sebelum COVID-19 paling banyak 15-20 peti saja," terangnya Kamis (15/7/2031). 

2. Pernah layani hingga 300 peti per bulan

Pesanan Naik Drastis, Perajin Peti Mati di Malang Harus LemburSejumlah pekerja tampak terus menyelesaikan pesanan peti mati. Dok/istimewa

Sejauh ini, pesanan paling tinggi terjadi pada akhir tahun lalu atau sekitar bulan Oktober hingga Desember. Saat itu, kasus COVID-19 juga mengalami kenaikan yang berimbas pada permintaan peti mati yang mencapai 250 per bulan bahkan 300 peti mati. Tetapi kali ini jauh lebih banyak lantaran per hari bisa membuat hingga 50 peti. 

"Sekarang tinggal ngalikan saja kalau sehari 50 peti, berarti dalam sebulan bisa mencapai 500 lebih," tambahnya. 

Baca Juga: Kematian COVID-19 Tinggi, Pemkot Surabaya Produksi Peti Mati Sendiri

3. Langganan dari 4 RS rujukan

Pesanan Naik Drastis, Perajin Peti Mati di Malang Harus LemburSejumlah pekerja tampak terus menyelesaikan pesanan peti mati. Dok/istimewa

Selama ini, peti mati yang ia buat dikirimkan untuk empat rumah sakit rujukan di Kota Malang. Empat rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), RS Panti Waluya Sawahan atau yang dikenal dengan RKZ, RST Soepraoen Malang, dan RS Marsudi Waluyo di Singosari, Kabupaten Malang. Selain untuk Kota Malang, dirinya juga melayani pesanan peti mati hingga Pandaan, Kabupaten Pasuruan. 

"Untuk proses pengirimannya biasanya bervariasi. Tetapi biasanya kami pakai dua mobil dengan kapasitas masing-masing 10 peti. Kalau untuk ke luar kota biasanya kami gunakan truk besar dengan kapasitas 40 peti," sambungnya. 

4. Tambah karyawan untuk percepat proses

Pesanan Naik Drastis, Perajin Peti Mati di Malang Harus LemburProses pengerjaan peti mati di Kota Malang. Dok/istimewa

Saking banyaknya pesanan peti mati yang masuk, Antonius bahkan harus menambah jumlah karyawan di tempatnya. Hal itu demi memenuhi permintaan yang masih tinggi dalam beberapa waktu terakhir. Kini total ada 15 karyawan yang ia pekerjakan untuk memenuhi permintaan peti mati. 

"Dulu hanya 10 karyawan saja. Sekarang dengan 15 karyawan saja kadang masih lembur sampai tengah malam menyelesaikan pesanan," tandasnya. 

Baca Juga: Pengusaha Mebel di Tuban Banting Setir Jadi Produsen Peti Mati

Alfi Ramadana Photo Verified Writer Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya