Merasa Dipojokkan Kasus Cabul, Komunitas LGBT Tulungagung Buka Suara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tulungagung, IDN Times - Anggota komunitas Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di Tulungagung mengaku resah dengan pemberitaan sejumlah media massa yang menyudutkan mereka. Pemberitaan itu merujuk hasil ungkap Polda Jawa Timur, terhadap kasus pencabulan anak di bawah umur di Tulungagung yang disebut melibatkan ketua dari komunitas LGBT Tulungagung. Pasca pemberitaan tersebut, mereka mengaku ketakutan
1. Merasa selalu dibidik
Kondisi ini terungkap dalam forum sarasehan komunitas LGBT Mataraman, bersama berbagai elemen organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Koalisi Pembela Kebhinekaan dan Keberagaman. Ketua Koalisi, George Wilson menjelaskan mereka sangat risih dengan adanya pemberitaan yang mendiskreditkan kelompok minoritas gender dan seksualitas.
"Mengapa juga yang menangkap dan mengungkap selalu aparat dari Polda Jatim, padahal kejadiannya di Tulungagung. Ada perasaan seolah kami ini sengaja dibidik. Apalagi narasi pemberitaan media yang terkesan vulgar dan tendensius," ujarnya, Selasa (25/02).
2. Sebut hanya perbuatan oknum dan tidak berkaitan dengan kelompok tertentu
George juga menegaskan bahwa kasus tersebut hanyalah perbuatan oknum dan tidak bisa digeneralisir ke semua anggota komunitas LGBT. Meski begitu, mereka mengaku mendukung penuh aksi kepolisian, dalam memberantas kekerasan seksual terhadap anak.
Para anggota komunitas juga sadar bahwa perbuatan seksual terhadap anak dengan dalih apapun tidak dibenarkan dalam undang-undang. Namun mereka juga meminta kepada masyarakat untuk tidak memberikan stigma negatif. "Ini merupakan perbuatan oknum saja, dan tidak berkaitan dengan kelompok LGBT manapun," imbuhnya.
3. Pengungkapan kasus berdampak terhadap program sosialisasi HIV AIDS
Sementara itu Direktur Redline Kediri, Hanjar Mahmuci menyebutkan terdapat enam kasus di Tulungagung yang diungkap Polda Jawa Timur. Adanya pengungkapan berturut turut ini memberikan dampak terhadap program sosialisasi HIV AIDS.
Banyak kelompok sasaran yang bersembunyi dan takut sehingga sulit untuk dilakukan kontrol serta pemeriksaan. "Mereka takut dan merasa seolah olah diawasi sehingga selalu bersembunyi," pungkasnya.
Baca Juga: Pelaku Pencabulan Enam Remaja di Tulungagung Iming-imingi Rp200 ribu