Kuota Bertambah, Petani Banyuwangi Minta Distribusi Pupuk Tak Telat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyuwangi, IDN Times - Jumlah kuota pupuk bersubsidi di Kabupaten Banyuwangi bertambah menjadi 59.511 ton dari tahun sebelumnya yang mencapai 49.335. Meski bersyukur, para petani berharap jangan sampai distribusi pupuk terlambat seperti sebelumnya.
"Ya kami berharap jangan terlambat distribusinya agar tidak ada permainan harga, karena kemarin sempat terlambat dan datangnya bertahap, jadi siapa cepat dia dapat. Sementara petani butuhnya cepat agar tidak terlambat memberi pupuk," ujar petani asal Kecamatan Muncar, Mohammad Nawawi, Sabtu (3/4/2021).
1. Berharap distribusi pupuk maksimal
Selain itu, Nawawi sendiri mengaku belum terdaftar di Sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK). Meski demikian dia masih bisa mendapatkan pupuk subsidi.
"Saya belum masuk daftar e RDKK dan mengajukan kartu tani. Tapi masih bisa dapat pupuk subsidi di kios. Banyak petani yang sudah ngajukan kartu tani, tapi belum dapat juga, jadi sama saja," ujarnya.
Saat ini petani di Banyuwangi memasuki masa tanam padi tahap kedua. Tidak hanya padi, sebagian besar petani di kawasan Muncar bakal menanam jagung.
"Kalau jagung, bagi saya jangan sampai telat ngasih pupuk, karena kalau telat bisa mengganggu pertumbuhan," ujarnya.
2. Rata rata bertambah 11 ribu ton
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Arief Setyawan mengatakan penambahan alokasi pupuk subsidi urea meningkat menjadi 59.511 ton, dari tahun lalu yang hanya 49.335 ton.
Editor’s picks
Selain itu, pupuk jenis SP36 juga meningkat dari 6.041 ton menjadi 14.662 ton, dan ZA dari 14.923 ton menjadi 20.548 ton.
"Tahun ini ada peningkatan kuota. Kita dapat tambahan hampir rata-rata 11 ribu ton," kata Arief.
Baca Juga: Jelang Masa Tanam, PT Pupuk Indonesia Siapkan 1 Juta Ton Pupuk
3. Ada 35.146 petani belum lolos verifikasi
Arief melanjutkan, terkait kartu tani, di Banyuwangi total petani yang diusulkan melalui e-RDKK untuk mendapatkan pupuk bersubsidi sebanyak 113.895 orang. Dari jumlah tersebut, yang sudah lolos verifikasi oleh Kementan dan pihak bank BUMN sebanyak 78.749 orang. Sisanya yang sebanyak 35.146 orang masih dalam proses perbaikan data.
"Kuota penerimanya meningkat dari tahun lalu. Alhamdulillah. Pupuk bersubsidi juga sudah mulai diserap petani sesuai data e-RDKK," kata dia.
Arief menjelaskan, dalam penyaluran pupuk bersubsidi tahun ini, pemerintah melakukan pengawasan yang ketat. Misalnya, aturan bahwa setiap nama petani hanya berhak mendapatkan jatah pupuk bersubsidi maksimal untuk dua hektar lahannya.
"Jadi pemerintah pusat telah mengatur. Misal kalau dia punya lima hektar, ya jatah subsidinya hanya untuk dua hektar saja. Selebihnya silakan beli non subsidi," ujar Arief.
Pengawasan ini melibatkan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Mereka yang akan mengawasi pemanfaatan pupuk bersubsidi di lapangan.
"Secara umum kondisi alokasi pupuk 2021 mampu mencukupi kebutuhan petani yang telah tercamtum di e-RDKK. Pupuk sudah mulai diserap," katanya.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Terus Perkuat Stok dan Distribusi Pupuk Nonsubsidi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.