Kematian COVID-19 Terendah, Tulungagung Kewalahan Tangani Jenazah

Persentase kematian COVID-19 di sana paling kecil se-Jatim

Tulungagung, IDN Times - Angka kematian akibat COVID-19 di Tulungagung terus naik. Relawan pemakaman pun mulai kewalahan. Hal ini bahkan memunculkan kelompok relawan bayaran. Lantaran tak ada tenaga khusus pemakaman COVID-19, keluarga pasien harus membayar Rp1,5 juta untuk satu pemakaman.

Namun, kondisi di lapangan berbeda dengan data milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Dalam rilis harian kasus COVID-19, angka rata-rata kematian di Tulungagung kurang dari 10 per hari. Bahkan, persentase kematian atau Case Fatality Rate (CFR) hanya 2,53 persen dan menjadi yang terkecil di Jatim. Secara jumlah, angka kematian Tulungagung juga terendah kedua setelah Sampang. Tapi kok bisa kewalahan ya?

1. Humas RSUD Dr. Iskak akui pemulasaraan jenazah meningkat 150 persen

Kematian COVID-19 Terendah, Tulungagung Kewalahan Tangani JenazahRSUD Dr Iskak Tulungagung, salah satu fasilitas kesehatan yang menerima pasien DBD, IDN Times/ istimewa

Kasi Pemasaran dan Humas RSUD Dr Iskak Kabupaten Tulungagung, Mochamad Rifai mengakui terdapat peningkatan jumlah jenazah yang ditangani oleh Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal (IKFM) di rumah sakit tersebut. Sejak sebulan terakhir ini, pemulasaraan jenazah di instalasi ini meningkat hingga 150 persen.

Namun, jumlah tersebut tidak hanya pasien COVID-19 saja. "Kita merupakan rumah sakit rujukan, beberapa jenazah dari Puskesmas atau rumah sakit swasta lain juga dilakukan pemulasaraan di sini," ujarnya, Selasa (03/8/2021).

2. RS hanya melayani pemulasaraan, tidak termasuk pemakaman

Kematian COVID-19 Terendah, Tulungagung Kewalahan Tangani JenazahTumpukan peti mati di IKFM RSUD Dr Iskak Tulungagung. IDN Times/ istimewa

Jika sebelumnya mereka biasa melakukan pemulasaraan terhadap 5-10 jenazah per hari, kini meningkat menjadi 25-30 jenazah setiap harinya. Kondisi ini membuat jumlah petugas di IKFM juga ditambah menjadi total 16 petugas.

Pada proses pemulasaraan, mereka bertangungjawab untuk memandikan, mengkafani , mensholatkan hingga memasukkan jenazah ke dalam peti untuk pasien COVID-19.  "Kalau pemakamannya kita tidak melayani, untuk pemakaman biasanya ada relawan dari desa asal jenazah tersebut," terang Rifai.

Baca Juga: Minim Tenaga, Ada Relawan Pemakaman COVID-19 Berbayar di Tulungagung

3. Jumlah ambulans pengangkut jenazah terbatas

Kematian COVID-19 Terendah, Tulungagung Kewalahan Tangani JenazahIlustrasi pemakaman pasien COVID-19. IDN Times/ istimewa

Selain pemulasaraan yang antre, pengiriman jenazah ke tempat pemakaman juga menjadi kendala. Pihak RS, kata Rifai, kerap kewalahan karena hanya memiliki 7 unit armada ambulans  jenazah.

"Untuk masalah petugas akan kami tambah lagi melalui perekrutan relawan, sedangkan untuk ambulans kami juga membutuhkan bantuan. Ini ada kami juga mendaatkan bantuan pinjaman 3 unit ambulans," pungkasnya.

Baca Juga: Satgas Desa di Tulungagung Diminta Makamkan Jenazah Pasien COVID-19

Bramanta Pamungkas Photo Verified Writer Bramanta Pamungkas

peternak huruf

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya