Jika Tak Serius Hadapi COVID-19, Surabaya Bisa Jadi Wuhan Kedua

65 persen kasus di Jatim ada di Surabaya Raya

Surabaya, IDN Times -  Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi mengingatkan bahwa Surabaya bisa menjadi Wuhan kedua jika tak hati-hati dalam menangani COVID-19. Pernyataan itu ia sampaikan mengingat 65 persen kasus COVID-19 ada di Surabaya Raya.

"Ini tidak main-main, kalau kita tidak hati-hati maka Surabaya bisa jadi Wuhan," ujarnya, Rabu (27/5). 

1. Rate transmission di Jatim sudah mencapai 1,6

Jika Tak Serius Hadapi COVID-19, Surabaya Bisa Jadi Wuhan KeduaKetua Gugus Tugas Kuratif Satgas Penanganan COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Senin (11/5). Dok istimewa

Menurut Joni, rate transmission kasus COVID-19 di Surabaya saat ini sudah mencapai 1,6. "Artinya, kalau ada 10 orang dalam satu Minggu, jadi 16 orang," kata Joni.  Untuk menekan angka tersebut, pemerintah provinsi Jawa Timut telah melakukan berbagai hal, mulai dari penggunaan avigan sampai aspirin.

2. Kasus COVID-19 di tiga daerah Surabaya Raya masih tinggi

Jika Tak Serius Hadapi COVID-19, Surabaya Bisa Jadi Wuhan Kedua(Ilustrasi virus corona) IDN Times/Arief Rahmat

Apa yang disampaikan Jono cukup beralasan. Berdasarkan data per 27 Mei 2020, total  konfirmasi positif COVID-19 di Jatim sebanyak 4.112 pasien. Tiga daerah yang termasuk Surabaya Raya juga mencatatkan jumlah kasus yang cukup tinggi. Di Surabaya ada 2.216 kasus. Sementara Kabupaten Sidoarjo terdapat 565 pasien. Adapun Gresik memiliki 153 kasus.

3. Pemkot sebut kasus tinggi sejalan dengan jumlah rapid test

Jika Tak Serius Hadapi COVID-19, Surabaya Bisa Jadi Wuhan KeduaKepala Diskominfo Muhamad Fikser saat menjelaskan Aplikasi Isyana di Kantor Diskominfo (3/2). IDN Times/Tarida Alif

Pernyataan Joni pun langsung ditanggapi oleh Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, M Fikser. Ia berdalih bahwa tingginya kasus COVID-19 di Surabaya disebabkan dengan banyaknya jumlah rapid test dan tes swab-PCR. Saat ini, dalam catatannya ada sekitar 2000 orang yang telah menjalani tes cepat.

“Yang reaktif lalu menjalani swab ada sekitar 1000. Yang belum keluar hasilnya 347. Ini belum ditambah dari swab massal dari dua mobil. Artinya, potensi penambahan kasus masih cukup tinggi. 

Untuk itu, daripada berdebat di media, ia pun mengajak pemerintah provinsi Jatim mencari solusi bersama. Fikser juga mengajak masyarakat berdoa agar Surabaya tak jadi Wuhan kedua.

Baca Juga: [UPDATE] Kasus COVID-19 di Surabaya Lebih Tinggi daripada Jawa Barat

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya