Ekskavasi Tahap Empat Situs Pendem, BPCB Perluas Penggalian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Batu, IDN Times - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan kembali melanjutkan ekskavasi Situs Pendem yang berada di Desa Pendem, Kota Batu. Ekskavasi tahap empat tersebut dimulai pada 9 hingga 18 November. Fokus utama ekskavasi kali ini adalah membuka sisi utara bangunan utama dan memperdalam sumuran yang ditemukan. BPCB pun mendapat dukungan anggaran dari Pemkot Batu untuk memaksimalkan ekskavasi kali ini. Situs ini sendiri jika berdasarkan Prasasti Sangguran dibangun sekitar tahun 850 Saka atau 925 masehi.
1. Merupakan bangunan Candi Pendem
Arkeolog BPCN, Wicaksono Dwi Nugroho menjelaskan bahwa bangunan tersebut dahulunya merupakan Candi Pendem. Luasan dasar bangunan candi tersebut adalah 3x12 atau 38 meter persegi. Indikasi bahwa bangunan tersebut diyakini sebuah candi adaah lantaran ditemukan sumuran di bagian tengah. Sebagaimana ciri sebuah candi bahwa terdapat sumuran pada bagian tengahnya.
"Saat ini untuk sumuran ini baru tergali 1,2 meter dan akan kami teruskan sampai lapisan bata terakhir. Dugaan kami candi ini menghadap ke timur," paparnya Kamis (12/11/2020).
2. Sumuran merupakan konsep penting candi
Lebih jauh, Wicaksono menjelaskan bahwa sumuran merupakan bagian penting dalam konsep arsitektur bangunan candi. Sumuran ini menghubungkan dengan dunia bawah. Lalu pada bagian atas ada cerobong yang menghubungkan dengan dunia atas atau kayangan. Lalu pada bagian tengah terdapat yoni dan arca. Kemudian kedua energi tersebut ketemu pada bagian tengah untuk menghidupkan arca atau yoni itu.
"Periodisasinya masih sama. Kami coba kaitkan dengan prasasti Sangguran yang selama ini dikaitkan dengan candi Songgoriti yang sebenarnya justru terlalu jauh," tambahnya.
3. Candi Pendem bagian bangunan suci
Editor’s picks
Wicaksono menambahkan bahwa di dalam Prasasti Sangguran terdapat catatan bahwa di sekitar kawasan tersebut ada bangungan suci. Prasasti Sangguram sendiri ditemukan di Ngandat, Mojorejo, Kota Batu. Jarak dari Prasasti Sangguran ke Candi Pendem memang lebih dekat dibandingkan dengan ke Candi Songgoriti. Untuk itu, keduanya dianggap masih ada kaitan erat.
"Untuk ekskavasi ini masih lebih mengarah ke horizontal dan untuk yang vertikal kami lakukan penggalian dulu untuk sumuran sampai bata lapis terakhir," sambungnya.
4. Terakhir terlihat pada tahun 1812
Di sisi lain, Wicaksono menyebut berdasarkan catatan sejarah, Candi Pendem terakhir kali terlihat pada tahun 1812. Namun pada tahun 1930 berdasarkan catatan purbakala Belanda, hanya tinggal yoni dan nandi saja yang tersisa. Tidak diketahui apa yang terjadi selama periode 1812 hingga 1930an. Kuat dugaan pada periode tersebut ada upaya untuk memendam yang kemudian menjadi nama Desa Pendem hingga kini.
"Kalau melihat dari peristiwa dan cerita masyarakat tersebut terekam dalam memori masyarakat memang ada sesuatu yang dipendam," katanya.
Baca Juga: Arkeolog BPCB Sebut Situs Pendem Berkaitan dengan Prasasti Sangguran
5. Hanya sisa fondasi saja
Bukan hanya itu saja, berdasarkan cerita masyarakat bata-bata yang ada di candi tersebut juga banyak yang diambil. Saat ini yang tersisa hanya batur atau fondasi saja. Melihat ketinggian sumurannya sudah sejajar dengan lantai.
"Jadi apakah candi ini dulunya bata semua atau ada batunya kami tidak tahu," pungkasnya.
Baca Juga: Sempat Dikira Area untuk Pemujaan, Temuan Situs Pendem adalah Candi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.