Bengawan Solo Menyusut, Pemancing Lamongan Panen hingga 25 Kg Ikan  

Setidaknya para pemancing bisa dapatkan Rp100 ribu per hari

Lamongan, IDN Times - Surutnya air sungai Bengawan Solo saat memasuki musim kemarau tiba, merupakan waktu yang paling ditunggu oleh banyak orang. Warga yang tinggal di bantaran sungai terpanjang di pulau Jawa tersebut pun memanfaatkannya untuk mencari ikan. Salah satunya seperti terlihat di bendungan Babat Gerak, Desa Kendal, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan. Meski hanya menggunakan pancing dan jaring, hasil tangkapan mereka tak main-main.

1. Pancing mereka sudah dimodifikasi

Bengawan Solo Menyusut, Pemancing Lamongan Panen hingga 25 Kg Ikan  Warga tangkap ikan di sungai Bengawan Solo. IDN Times/Imron

Setiap harinya warga bisa memperoleh berbagai jenis ikan, mulai mujair, bandeng, hingga bader. Mereka menangkap ikan menggunakan pancing yang sudah dimodifikasi. Mata pancing dilepas kemudian diganti dengan jaring kecil yang diikatkan pada senar dan besi sebagai pemberatnya.

Ikan hasil buruan warga kemudian dijual kepada pengepul. Tentunya, pendapatan dari menjual ikan yang diperoleh dapat meringankan beban mereka di tengah wabah virus corona yang tengah melanda Indonesia.

2. Sehari seorang pemancing bisa mendapat ikan hingga 25 kilogram

Bengawan Solo Menyusut, Pemancing Lamongan Panen hingga 25 Kg Ikan  Lamongan

Salah satu pemacing yang bernama Sulis misalnya. Warga Desa Durikulon, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan ini mengaku setiap harinya memperoleh ikan hingga sepuluh kilogram. Bahkan, jika nasib sedang mujur dia bisa memperoleh ikan sampai dengan 20-25 kilogram.

"Kalau saya sendiri bisa dapat 10 kilogram. Jika kita total, tangkapan ikan yang diperoleh pemancing dan nelayan di sini (Bendungan Gerak), ya lebih dari satu ton mas," kata Sulis Sabtu (18/7).

3. Pemancing bisa kantongi uang Rp100 ribu setiap harinya

Bengawan Solo Menyusut, Pemancing Lamongan Panen hingga 25 Kg Ikan  Lamongan

Sulis mengaku, hasil berburu ikan di sungai tersebut biasanya ia jual kepada para tengkulak yang biasanya menampung hasil tangkapan warga di desa Centini. Per kilogramnya ikan jenis mujairr dijual dengan harga Rp7-11 ribu.

Dalam sehari, Sulis bisa mengantongi uang sebesar Rp100 ribu. "Tidak saya jual secara keseluruhan. Terkadang saya sisakan sedikit untuk lauk pauk sendiri di rumah, terkadang juga saya kasihkan sama tetangga sebelah rumah," terangnya.

Baca Juga: Video Penyelidikan Diputar, Pembunuh Mertua Sekda Lamongan Akui Dendam

4. Sebelum pandemik COVID-19, Sulis adalah seorang pedagang makanan

Bengawan Solo Menyusut, Pemancing Lamongan Panen hingga 25 Kg Ikan  Warga memancing ikan di sungai Bengawan Solo, Lamongan. IDN Times/Imron

Sebelum pandemik COVID-19 melanda, Sulis sendiri merupakan seorang pedagang makanan di sekolah-sekolah. Namun, karena situasi COVID-19, sekolah diliburkan dan akhirnya ia memutuskan untuk mencari ikan di sungai.

"Sudah sering mancing setiap tahunnya kalau musim kemarau tiba. Karena selain menjadi hobi ini juga menambah penghasilan apa lagi saat pandemik COVID-19 ini," katanya.

Baca Juga: Memancing di Batu Karang, Dua Orang Terjebak Ombak Tiga Hari

Imron Saputra Photo Verified Writer Imron Saputra

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya