Viral Video Uang di Mobil Paslon Pilkada Mojokerto, Ini Penjelasannya
Bawaslu sedang menginvestigasi video tersebut
Ketua Pemenangan IkBar, Santoso. IDN Times/Zainul Arifin
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mojokerto, IDN Times - Video mobil Daihatsu Xenia putih bernopol S 1012 SC mendadak viral di sejumlah grup WhatsApp. Pasalnya, mobil bertuliskan pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Ikfina Fahmawati-Muhammad Al Barra (IkBar) tersebut berisi ceceran uang pecahan Rp100 ribu.
Dalam video yang dilihat IDN Times, tergambar jelas banyak uang pecahan Rp100 ribu berserakan di jok, dasbor, dan lantai mobil. Tak hanya di depan, bagian tengah mobil juga dipenuhi uang yang tercecer.
1. Direkam seorang pria muda berperawakan tinggi
Di video berdurasi 31 detik tersebut tampak seorang pria muda berperawakan tinggi kurus sedang merekam menggunakan kamera handphone. Pengambil video tersebut terlihat secara samar dari pantulan kaca hitam samping mobil.
Pria yang mengenakan kaus warna hitam itu mengambil secara detail bagian luar, mulai depan hingga samping mobil. Ia juga menunjukkan bagian dalam mobil yang berisi banyak uang dengan membuka sendiri pintu mobil bagian depan dan tengah. Belum diketahui identitas pria yang merekam tersebut.
"Karena muncul video semacam ini, segera saya konfirmasi yang bersangkutan. Bisa jadi, milik salah satu pendukung,” kata Santoso, Ketua Tim Pemenangan IkBar, Senin (5/10/2020).
2. Tim pemenangan menganggap sekadar lelucon
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga sempat menyebutkan nama pemilik mobil. Namun, ia mengaku tidak tahu motif dibalik pembuatan video itu. Sepengamatan dia, pemilik mobil juga tidak terlihat dalam video tersebut.
“Saya sudah melihatnya (video). Saya juga kaget, motifnya ini apa? Saya tidak tahu. Ini bagaimana, di luar koordinasi kami selaku Tim Pemenangan. Saya tidak ada (pamer), mungkin ini sekedar lelucon. Lucu-lucuan atau gimana? Mungkin buat TikTok, sekarang kan banyak,” katanya.
Baca Juga: Menyayat Nurani! Viral Polisi Dangdutan di Tulungagung dan Pasuruan
3. Bantah uang untuk kepentingan politik
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Santoso menegaskan, tim pemenangan paslon nomor 1 tidak pernah memerintahkan untuk membuat video tersebut. Dia juga membantah jika ada yang menyebut uang tersebut dipakai untuk mencapai tujuan politik.
“Tidak ada (untuk money politic). Saya akan koordinasi dengan beliau (pemilik mobil), saya akan telepon. Bagaimana, motifnya apa, apa benar yang membuat ini beliau, motifnya apa? Saya tidak tahu kalau menjadi atensi kepolisian, selama ini belum menelepon saya selaku tim pemenangan,” ucapnya.
4. Bawaslu lakukan investigasi lebih dalam
Secara terpisah, Ketua Bawaslu Kabupaten Mojokerto, Aris Fahrudin Ashat mengungkapkan, pihaknya bakal melakukan investigasi lebih dalam terkait video yang viral di media sosial tersebut.
"Kami akan melakukan investigasi lebih dalam lagi terkait maksud dan tujuan serta pernak pernik lainnya dari pembuatan video ini," katanya dihubungi melalui telepon.
5. Mobil berisi uang kategori lumrah dan lemah money politic
Mantan aktivis PMII menyebutkan, sejauh ini pihaknya tidak melihat adanya unsur money politic. Sebab, di video tersebut tidak disebutkan adanya narasi uang tersebut akan dipakai untuk apa.
"Unsur money politic itu harus ada yang memberi dan yang diberi uang. Tapi dalam video berdurasi singkat itu tidak ada hal tersebut. Jadi bisa dikatakan belum ada peristiwa yang mendukungnya dan lagi uang itu mau dibuat apa juga belum jelas," katanya.
Dia menilai lumrah jika seseorang menyimpan uang di mobilnya. Problemnya, video itu menjadi ramai diperbincangkan karena mobil bertuliskan salah satu paslon yang akan berkompetisi di pilkada.
"Mobil timses maupun non timses itu lumrah kalau di dalamnya berisi banyak uang," ucap Aris.
Baca Juga: Viral Polisi Dangdutan, Propam Polda Jatim Panggil Dua Perwira
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Editorial Team
Show All