Kota Malang Tak Miliki Cukup Ventilator untuk Tangani COVID-19 

Ketersediaan ventilator cukup terbatas 
Malang, IDN Times - Kota Malang tak memiliki cukup ventilator untuk penanganan COVID-19. Sejauh ini ketersediaan ventilator di Kota Malang hanya 34 buah.
 
Ventilator itu tersebar di 6 rumah sakit (RS) rujukan COVID-19. Rinciannya masing-masing di RSUD Saiful Anwar, 10 ventilator; RST Soepraoen, 8; RS Lavalette, 6; RS Islam Unisma, 6; RSI Aisyiyah, 2; RS Hermina, 2. Jumlah tersebut dianggap masih memerlukan tambahan untuk bisa mengimbangi penambahan kasus COVID-19 yang belakangan memang cukup tinggi di Kota Malang. 
 

1. Ventilator kerap tak tersedia 

Kota Malang Tak Miliki Cukup Ventilator untuk Tangani COVID-19 Ilustrasi Ventilator (ANTARA/Dok Humas PT Len)

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Sri Winarni menjelaskan, selama ini kebutuhan ventilator di Kota Malang terbilang cukup tinggi. Lantaran kebanyakan kondisi pasien COVID-19 yang masuk ke rumah sakit sudah cukup parah dan memerlukan bantuan ventilator. Keterbatasan ventilator tersebut juga membuat rumah sakit harus merujuk pasien COVID-19  ke kota lain yang masih tersedia untuk ventilatornya. 
 
"Ketersediaan ventilator ini juga menjadi kendala. Hal itu membuat rumah sakit harus melakukan koordinasi dengan RS rujukan yang ada di kota lain ketika ventilator yang ada di Kota Malang penuh," jelasnya, Rabu (13/1/2021)

2. Harus bergantian dengan pasien lain 

Kota Malang Tak Miliki Cukup Ventilator untuk Tangani COVID-19 Ilustrasi Sakit (IDN Times/Mardya Shakti)
Sri menambahkan, selama ini penggunaan ventilator kerap bergantian dengan pasien lain. Meskipun cukup menjadi kendala, tenaga kesehatan yang melakukan perawatan kepada pasien COVID-19 tetap mencoba menyiasatinya supaya pasien bisa ditolong. Saat ini mengajukan penambahan ventilator juga bukan perkara yang mudah. 
 
"Untuk ventilator itu harus ada sarana prasarana pendukung yang lain. Seperti ketersediaan tempat, juga ketersediaan nakes yang mengoperasikan. Masing-masing RS punya data terkait dengan itu. Tetapi tidak semua RS bisa mengoperasikan ventilator jika sarana pendukung tidak ada," tambahnya.
 

3. Pantau masyarakat yang miliki komorbid 

Kota Malang Tak Miliki Cukup Ventilator untuk Tangani COVID-19 Ilustrasi corona (IDN Times/Arief Rahmat)
Alternatif yang kini coba dilakukan untuk mengurangi kemungkinan jatuhnya korban adalah dengan mengawasi komorbid pasien. Identifikasi lebih cepat diharapkan bisa membuat pasien bisa lebih cepat mendapat penanganan.
 
"Puskesmas yang akan memantau data pasien komorbid sekaligus mengarahkan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala. Pemeriksaan tersebut sesuai dengan kondisi masing-masing yang memiliki komorbid," sambungnya. 

4. Minta masyarakat tak takut berobat 

Kota Malang Tak Miliki Cukup Ventilator untuk Tangani COVID-19 Ilustrasi Gejala Penyakit (Sakit Kepala) (IDN Times/Mardya Shakti)

Terpisah, Wali Kota Malang, Sutiaji meminta masyarakat untuk tak takut berobat. Menurutnya, hal itu bisa menjadi deteksi dini agar bisa segera diketahui apakah yang bersangkutan terindikasi COVID-19 atau tidak.

Selama masa pandemik COVID-19 ini masyarakat cenderung takut berobat ketika sakit. Pasalnya, ada kekhawatiran akan terkena COVID-19 ketika ke rumah sakit. Termasuk juga mereka yang memiliki komorbid agar bisa segera mendaftar pada Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di bawah BPJS Kesehatan.
 
"Selama ini mereka yang ada di Prolanis justru tingkat kematiannya lebih rendah karena berada dalam pantauan," ungkap Sutiaji.

Alfi Ramadana Photo Verified Writer Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya