Surabaya, IDN Times - Memulai usaha bisa dimulai kapan saja dan di mana saja. Tak terkecuali bagi dua mahasiswa Ilmu Politik, FISIP, Unair ini. Farid (22); dan Awatar Wisya Fatwa (22), tahu caranya memanfaatkan peluang untuk usaha.

Keduanya berjualan minuman pada aksi "Surabaya Menggugat". Sambil membentangkan poster kreatif, mereka meneriaki para demonstran agar membeli dagangannya. "Ayo yang haus yang haus. Dingin. .dingin," teriak Farid penuh semangat.

Kepada IDN Times, Farid menceritakan bahwa keputusan untuk berjualan minuman itu atas dasar inisiatif pribadi. "Hitung-hitung ngumpulin uang sambil nunggu wisuda mas," ungkapnya.

Farid dan Awatar adalah teman seangkatan. Mereka sudah lulus ujian skripsi dan akan diwisuda pada Desember mendatang.

Keduanya sepakat untuk jualan bersama-sama dengan modal seadanya. Mereka patungan. Modal yang terkumpul sebesar Rp500 ribu. "Kami kulakan 3 kardus air mineral botol dan 2 kardus teh pucuk," tambah Farid.

Selain itu, mereka juga membawa Ice Box. "Ini saya pinjam ke tetangga yang kebetulan punya toko. Gratis, gak pakai nyewa," cetus Awatar.

Kendati berjualan minuman, dua sahabat karib ini tetap akan ikut aksi. Mereka tetap merasa menjadi bagian dari demonstran. "Nanti kami pasti ikut. Paling gak nunggu modalnya balik dulu," kelakar Awatar.

Arek Tambaksari itu melanjutkan, dirinya tidak sepakat dengan UU KPK yang baru disahkan DPR RI. Dia juga heran dengan pasal-pasal ngawur pada RKUHP yang sempat dibahas. "Di Indonesia ini, seperti ada kultur ya tua selalu lebih tahu. Padahal tidak seperti itu, mahasiswa juga punya kesempatan beraspirasi," tegas Awatar dengan mimik muka serius.

Farid dan Awatar menegaskan, meskipun mereka berjualan, mereka tetap satu barisan dengan rekan-rekannya sesama mahasiswa. "Nanti kalau semisal dagangan kami tidak habis, kami akan bagikan gratis ke teman-teman yang mungkin membutuhkan minum," kata Farid.

Baca Juga: Demo Nyambi Curhat, 5 Foto Mahasiswa pada Aksi "Surabaya Menggugat"