Diduga Depresi Anak dan Istri Meninggal, Pria di Jombang Gantung Diri

Korban juga memiliki penyakit saraf tahunan
Jombang, IDN Times - Setelah anak dan istrinya meninggal dunia, seorang pria di Jombang mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Korban adalah MA, warga Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Dia ditemukan sudah dalam kondisi tewas, Senin (9/11/2020).
 
Peristiwa yang membuat warga sekitar gempar, kemudian dilaporkan ke Polsek Ngoro, Polres Jombang. Tidak lama kemudian, petugas kepolisian datang dan melakukan olah TKP.
 
"Ya, benar (gantung diri). Korban diketahui anaknya HS (16) sudah dalam keadaan meninggal," kata Kapolsek Ngoro, AKP Yanuar.

1. Gantung diri di ruang dapur rumah

Diduga Depresi Anak dan Istri Meninggal, Pria di Jombang Gantung DiriPetugas mengidentifikasi jasad korban. IDN Times/Istimewa
Yanuar mengatakan, peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 06.00 WIB. HS tiba-tiba dikagetkan bapaknya dalam kondisi menggantung dengan tali tampar plastik di ruang dapur dalam rumahnya. Spontan, remaja itu berteriak minta pertolongan warga sekitar.
 
"Korban meninggal gantung diri menggunakan tali tampar plastik yang diikatkan pada tiang bambu setinggi 180 sentimeter dalam ruang dapur dengan posisi korban menghadap ke selatan dan kaki menempel tanah," tambah Yanuar.

2. Korban diduga depresi setelah anak dan istrinya meninggal

Diduga Depresi Anak dan Istri Meninggal, Pria di Jombang Gantung DiriIlustrasi Bunuh Diri (IDN Times/Arief Rahmat)
Sehari-sehari, lanjut Yanuar, pria berusia 60 tahun itu tinggal bersama HS yang merupakan anak ragilnya. Anak pertamanya telah meninggal pada 2019 dan tak lama kemudian istrinya juga meninggal dunia. Faktor itulah yang diduga membuat korban depresi lalu bunuh diri.
 
"Sejak korban ditinggal meninggal anak pertamanya tahun 2019 sebagai tulang punggung keluarga, tidak lama kemudian ditinggal meninggal istrinya sehingga membuat kehidupan korban mengalami depresi. Dugaan sementara korban meninggal karena depresi," lanjutnya.

Baca Juga: Depresi Diberhentikan Kerja, Pemuda Jombang Gantung diri di Dapur

3. Korban juga memiliki penyakit saraf tahunan

Diduga Depresi Anak dan Istri Meninggal, Pria di Jombang Gantung DiriPetugas memeriksa jasad korban. IDN Times/Istimewa
Lebih lanjut Yanuar mengatakan, berdasarkan keterangan sejumlah saksi, korban mempunyai penyakit saraf menahun. Hal itu juga diperkuat dengan adanya rekam medis riwayat penyakit korban yang kini telah diamankan sebagai barang bukti.
 
"Kami mengamankan barang bukti tampar yang digunakan gantung diri, kaus, dan riwayat rekam medis korban," ujarnya.

4. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan

Diduga Depresi Anak dan Istri Meninggal, Pria di Jombang Gantung DiriIlustrasi Mayat (IDN Times/Mardya Shakti)
Yanuar menambahkan, petugas meminta tim medis dan tim identifikasi Polres Jombang untuk melakukan pemeriksaan visum luar. Hasilnya, tidak ditemukan adanya tanda-tanda yang mengarah pada kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban.
 
"Murni meninggal gantung diri, karena ada tanda-tanda keluarnya kotoran dari dubur dan dari kemaluannya keluar cairan air mani," imbuhnya.
 
Pihak keluarga korban membuat permohonan untuk tidak dilakukan autopsi dan membuat surat pernyataan yang ditandatangani keluarga korban dan diketahui kepala desa setempat.
 
"Selanjutnya jenazah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan," Yanuar menutup.

Jika kamu membutuhkan informasi dan konsultasi terkait hal seperti ini, kamu bisa menghubungi beberapa kontak di bawah ini:

NGO Indonesia: Jangan Bunuh diritelp: (021) 9696 9293email: janganbunuhdiri@yahoo.com
Organisasi INTO THE LIGHTmessage via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID)direct message via Twitter: @IntoTheLightID
Kementrian Kesehatan Indonesiatelp: (021) 500454

Mari bersama cegah perilaku bunuh diri 

Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa. Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.

Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444

Baca Juga: Napi Narkoba Lapas Jombang Gantung Diri, Diduga Akibat Depresi Utang

Zain Arifin Photo Verified Writer Zain Arifin

Jombang, Nganjuk, Mojokerto

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya