Musim Pandemik, Tradisi Nyadran di Trenggalek Berlangsung Sederhana

Ritual arak-arakan ditiadakan

Trenggalek, IDN Times - Upacara tradisi Nyadran di Kabupaten Trenggalek berlangsung secara sederhana. Pandemik corona yang masih belum usai membuat sejumlah acara pengiring seperti arak-arakan ditiadakan. Tradisi yang selalu digelar setiap memasuki bulan selo dalam sistem penanggalan jawa ini merupakan bentuk ucapan syukur atas limpahan berkah yang diterima masyarakat selama ini.

1. Hanya khotmil Quran, ziarah, dan lempar kepala kerbau

Musim Pandemik, Tradisi Nyadran di Trenggalek Berlangsung SederhanaBupati Trenggalek, Mochamad Nur arifin saat mengikuti tradisi nyadran di dam Bagong, IDN Times/ istimewa

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menuturkan, untuk tahun ini tradisi Nyadran digelar secara terbatas. Mengingat, kondisi pandemik belum sepenuhnya usai.

Hanya digelar khotmil Quran, ziarah makam Adipati Minak Sopal, dan terakhir melarung kepala kerbau ke Dam Bagong. Tradisi ini juga hanya disaksikan oleh masyarakat sekitar.

“Ini adalah hajat budaya kita, Nyadran Dam Bagong, sebagai bentuk syukur masyarakat di mana Allah telah telah memberikan rezeki,” tuturnya, Jumat (3/7).

2. Bentuk syukur atas limpahan berkah

Musim Pandemik, Tradisi Nyadran di Trenggalek Berlangsung SederhanaBupati Trenggalek, Mochamad Nur arifin saat mengikuti tradisi nyadran di dam Bagong, IDN Times/ istimewa

Tradisi Nyadran di Dam Bagong dicetuskan oleh Ki Ageng Menak Sopal. Dia merupakan seorang Adipati di awal babad Kabupaten Trenggalek yang kemudian ditasbihkan sebagai tokoh pahlawan pertanian karena berjasa membangunkan bendung irigasi Dam Bagong pada abad XVI.

Dulu Ki Ageng Menak Sopal menggelar tradisi ini dengan tumbal kepala gajah berwarna putih. Namun, kini tumbal diganti kepala kerbau.

“Air kita tidak kering, sawah-sawah bisa terairi, panenan lancar. Kemudian masyarakat bersedekah lewat salah satunya membagikan daging kerbau kepada masyarakat sekitar,” imbuh Arifin.

3. Harap tradisi Nyadran tetap lestari

Musim Pandemik, Tradisi Nyadran di Trenggalek Berlangsung SederhanaBupati Trenggalek, Mochamad Nur arifin saat mengikuti tradisi nyadran di dam Bagong, IDN Times/ istimewa

Arifin berharap tradisi serta budaya yang telah mengakar di masyarakat ini bisa terus dilestarikan. Menurutnya, dengan menjaga tradisi masyarakat akan tetap mengingat jasa-jasa para leluhur terdahulu.

“Kemudian kalau ada rezeki yang kita dapat ya kita bagikan, kita sedekahkan, seperti sedekah Nyadran di Dam Bagong ini,” kata bupati kelahiran Surabaya tersebut.

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya