Dinsus 88 Tangkap Terduga Teroris di Tulungagung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tulungagung, IDN Times - Seorang warga Desa Boro, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung ditangkap tim Densus 88 Anti Teror. Warga berinisial ES (41) diduga merupakan jaringan teroris yang tergabung dalam organisasi teroris AL Qaedah. Selama ini ES dikenal ramah terhadap warga sekitar. ES juga aktif berkegiatan di masyarakat dan menjadi muadzin di sebuah musala.
1. Penangkapan dilakukan siang hari
Kapolres Tulungagung, AKBP Eko Hartanto membenarkan penangkapan yang dilakukan oleh tim Densus 88 Anti Teror. Penangkapan dilakukan siang tadi sekitar pukul 11.30 WIB. Polisi sendiri dilibatkan dalam proses pengamanan saat penangkapan ini. Setelah dilakukan penangkapan tim Densus langsung membawa ES pergi.
"Ya benar tadi siang Densus 88 menangkap terduga teroris di Desa Boro. Pada saat penangkapan kami juga membantu pengamanan," ujarnya, Minggu (04/05/2023).
Baca Juga: Lagi, Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Surabaya
2. Menjadi muazin di musala dekat rumah
Salah seorang warga, Bambang Haryono menuturkan ES ditangkap saat sedang dalam perjalanan ke musala untuk mengumandangkan adzan zuhur. Warga sama sekali tidak mengira bahwa ES terlibat dalam jaringan organisasi teroris. Hal ini dikarenakan pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang strum aki ini dikenal sebagai pribadi yang ramah dan aktif dalam kegiatan masyarakat.
"Keluarganya juga tidak tertutup. Bahkan ketika dia berada di luar rumah, dia selalu menyapa warga," tuturnya.
Baca Juga: Terduga Teroris yang Ditangkap di Surabaya Karyawan Ponpes di Malang
3. Diduga bagian jaringan teroris Al Qaeda
Terkait masalah agama, ES juga terlihat fleksibel dan tidak membedakan golongan. Bahkan ES juga berperan aktif menghidupkan jemaah di musala. Disinggung apakah ES pernah keluar negeri, Bambang mengaku bahwa ES pernah bercerita soal keberangkatanya di luar negeri. Tetapi, satu tahun kemudian dia pulang, karena sakit.
"Dulu dia cerita ke saya pernah ke Korea untuk bekerja. Tapi karena sakit, terpaksa dia pulang ke rumah," pungkasnya.
Berdasarkan informasi yang didapat, ES diketahui pada 2014 lalu berangkat ke Yaman bersama empat rekannya. ES diduga terlibat dalam jaringan teroris cabang AL Qaedah.