Data Kasus PMK di Tulungagung Kurang Valid, Pemkab Fokus Stok Obat

Banyak peternak tidak melaporkan kasus kematian

Tulungagung, IDN Times - Angka temuan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Tulungagung meluas. Saat ini temuan kasus tersebut terjadi merata di 18 Kecamatan. Dari data terakhir yang dirilis oleh Pemkab setempat, total jumlah temuan kasus PMK mencapai 1.681 ekor degan 26 ekor diantaranya mati. Namun data tersebut diragukan keakuratannya. Hal ini dikarenakan banyak peternak yang tidak melaporkan sapi yang mati karena PMK ini.

1. Di desa ini jumlah sapi yang mati ratusan ekor

Data Kasus PMK di Tulungagung Kurang Valid, Pemkab Fokus Stok ObatImbauan warga terkait sapi yang melintas di wilayah Pagerwojo. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Suwarno, salah seorang peternak di Desa Penjor, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung mengatakan jumlah sapi yang mati karena PMK di desanya mencapai 173 ekor. Mayoritas hewan tersebut merupakan sapi perah. Wilayah Pagerwojo sendiri selama ini dikenal sebagai penghasil susu sapi yang diambil oleh beberapa pabrik besar.

"Sejak sebulan terakhir ini kondisinya semakin parah, saat ini sudah ada 173 ekor sapi yang mati karena PMK," ujarnya, Rabu (06/07/2022).

Baca Juga: Kasus PMK di Tulungagung Meluas di 16 Kecamatan

2. Peternak terpaksa jual murah sapi yang sakit

Data Kasus PMK di Tulungagung Kurang Valid, Pemkab Fokus Stok ObatPetugas saat memberikan suntikan vaksin kepada sapi. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Kondisi ini meresahkan para peternak. Untuk menghindari kerugian lebih banyak, mereka terpaksa menjual sapinya dalam kondisi sakit. Harganya juga sangat murah hanya berkisar Rp 1 juta per ekornya. Peternak tidak memiliki pilihan lain karena jika sapi mati mereka juga akan kerepotan untuk menguburnya.

"Daripada mati di kandang malah repot menguburnya, mengangkatnya saja butuh beberapa orang," tuturnya.

3. Harga obat semakin mahal dan langka

Data Kasus PMK di Tulungagung Kurang Valid, Pemkab Fokus Stok ObatPetugas saat memberikan suntikan vaksin kepada sapi. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Peternak di desa tersebut juga kebingunan untuk melaporkan adanya ternak sapi miliknya yang mati. Setelah dilakukan pendataan oleh pihak desa, data tersebut akhirnya muncul. Mereka juga bingung karena harga obat saat ini semakin mahal dan sulit dicari. Mereka berharap pemerintah bisa memberikan solusi untuk penanganan kasus PMK ini.

"Harga obat per botol sampai Rp 300 ribu padahal biasanya sekitar Rp 100 an ribu," jlenterhnya.

4. Pemkab siapkan anggaran Rp700 juta

Data Kasus PMK di Tulungagung Kurang Valid, Pemkab Fokus Stok ObatBupati Tulungagung, Maryoto Birowo saat meninjau kondisi sapi. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Sementara itu Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo enggan menanggapi terkait perbedaan data tersebut. Menurutnya perlu dicari pasti terkait jumlah kasus PMK dan sapi yang mati. Pihak Pemkab saat ini sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp700 juta untuk penanganan masalah PMK ini. Mereka juga fokus untuk membantu obat bagi para peternak.

"Yang paling penting saat ini adalah ketersediaan obat, ini akan menjadi fokus kita." pungkasnya.

Baca Juga: Ribuan Ekor Sapi di Tulungagung Mulai Disuntik Vaksin PMK

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya