Masuki Zulhijah, Warga Banyuwangi Rajut Kerukunan Melalui Tumpeng Sewu

Sekitar 1.000 tumpeng disajikan warga

Banyuwangi, IDN Times - Masyarakat Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, punya acara besar tadi malam, Minggu (4/8/2019). Sekitar seribu tumpeng disajikan warga di jalanan halaman depan rumah untuk dimakan beramai-ramai. Tradisi ini dikenal dengan Tumpeng Sewu, yang digelar setiap memasuki bulan Zulhijah atau Bulan Haji.

Ribuan orang tumplek blek memadati jalan utama desa adat Kemiren. Para pengunjung memasuki jalanan desa sambil berjalan kaki untuk menghormati ritual tersebut. Mereka yang melintasi jalan, disapa warga setempat untuk diajak menikmati tumpeng yang mereka suguhkan.

1. Tradisi Tumpeng Sewu merupakan tradisi warga yang dijalankan turun-temurun

Masuki Zulhijah, Warga Banyuwangi Rajut Kerukunan Melalui Tumpeng SewuIDN Times/Beautiful Banyuwangi

Sekitar pukul 18.00 atau usai salat magrib, ritual ini mulai dilangsungkan. Di bawah temaram api obor, semua orang duduk dengan tertib bersila di atas tikar maupun karpet yang tergelar di depan rumah. Di hadapan warga tersedia tumpeng yang ditutup daun pisang dan dilengkapi lauk khas warga Kemiren, pecel pitik dan sayur lalapan sebagai pelengkapnya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang hadir dalam tradisi Tumpeng Sewu mengatakan pihaknya bersyukur tradisi dan budaya di Banyuwangi terus tumbuh dan berkembang. "Inilah kekayaan festival kita yang banyak berakar dari tradisi warga yang dijalankan turun temurun. Jadi, festival di Banyuwangi bukan hanya untuk wisatawan, melainkan juga untuk menopang pelestarian budaya," ujar Anas.

2. Tradisi ini modal untuk terus membangun Banyuwangi

Masuki Zulhijah, Warga Banyuwangi Rajut Kerukunan Melalui Tumpeng SewuIDN Times/Beautiful Banyuwangi

Bupati Anas menambahkan, lewat Festival Tumpeng Sewu kali ini, masyarakat bertemu, berkumpul, dan bersilaturahmi. "Semua warga, termasuk anak-anak muda berkumpul dan bergotong royong mengemas acara ini sehingga warga menjadi guyub. Ini menjadi modal penting untuk terus membangun daerah," tutur Bupati Anas.

Tumpeng Sewu merupakan tradisi adat warga Desa Kemiren. Sebelum makan tumpeng sewu, warga berdoa agar desanya dijauhkan dari segala bencana dan sumber penyakit karena ritual Tumpeng Sewu diyakini merupakan selamatan tolak bala. Usai kumandang doa yang dibacakan sesepuh dari masjid di desa setempat, masyarakat mulai makan tumpeng bersama.

3. Wisatawan pun berbaur dengan warga menghadiri tradisi Tumpeng Sewu

Masuki Zulhijah, Warga Banyuwangi Rajut Kerukunan Melalui Tumpeng SewuIDN Times/Beautiful Banyuwangi

Tradisi ini menjadi salah satu atraksi yang dinanti wisatawan. Mereka ingin melihat dari dekat bagaimana warga Kemiren ramai-ramai menggelar kenduri massal di pinggir jalan desa.

"Penasaran saja bagaimana selamatan desa digelar di pinggir jalan. Semua warga keluar menghidangkan makanan sambil menyapa tamu untuk menikmati kulinernya, pecel pitik. Tradisinya dapat banget," ujar Niken Saras, wisatawan asal Semarang yang sedang berlibur di Banyuwangi.

Tak hanya itu, terlihat sejumlah wisatawan asing juga ikut menikmati tradisi Tumpeng Sewu ini. Mereka berbaur dengan warga menikmati pecel pitik.

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya