Festival Drumband Etnik Hibur Ratusan Penonton di Banyuwangi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyuwangi, IDN Times - The Sunrise of Java--julukan Kabupaten Banyuwangi--selalu sarat inovasi untuk mengemas budaya yang dimiliki. Seperti yang terlihat pada Festival Drumband Etnik. Para peserta tidak hanya memainkan alat perkusi modern, tetapi juga menggabungkan dengan alat musik tradisional sehingga menghasilkan musik yang menarik.
Festival Drumband Etnik digelar pada Rabu malam (31/7). Memasuki tahun ketiga penyelenggaraan, sebanyak 22 grup mengikuti kompetisi Festival Drumband Etnik. Ada yang dari PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA.
Penampilan mereka mampu menghibur ratusan penonton yang hadir. Sebanyak 22 grup berlomba-lomba menampilkan kepiawaian mereka memainkan berbagai alat musik drum band yang dikolaborasikan dengan alat musik tradisional, seperti patrol, saron, gong, rebana, peking, dan kendang.
1. Banyuwangi terus menggelar kegiatan kreatif yang modern, tetapi tetap mengangkat budaya lokal
Tidak hanya memainkan alat musik, 22 grup ini juga menampilkan atraksi seni. Ada yang menari maupun menampilkan teatrikal seni. Walhasil, ribuan penonton yang menghadiri acara tersebut merasa sangat terhibur.
Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan Banyuwangi terus menggelar kegiatan kreatif yang modern, tetapi tetap mengangkat budaya lokal. Festival Drumband Etnik salah satunya.
"Kami ingin anak-anak tidak hanya mengenal budaya pop saja, tetapi juga tetap mencintai tradisinya sendiri. Anak-anak boleh memainkan alat musik modern. Namun, tidak boleh lupa dengan budayanya," kata Anas.
2. Drum band sangat memungkinkan untuk dikolaborasikan dengan alat perkusi tradisional
Drum band yang banyak mengandalkan musik perkusi sangat memungkinkan untuk dikolaborasikan dengan alat perkusi tradisional. "Ketika dikolaborasikan, akhirnya menjadi atraksi yang menarik. Tepukan kendang berharmoni dengan perkusi drum band sangat menarik sekali," kata Anas.
Penampilan para siswa menggambarkan apa yang diharapkan Bupati Anas tersebut. Saat perform, banyak di antara mereka yang menggunakan seragam busana etnik. Tidak hanya membawakan khas Banyuwangi, tetapi juga etnik Nusantara.
3. Dalam satu grup, peserta Festival Drumband Etnik bisa menampilkan lebih dari dua etnik
Dalam satu grup, peserta Festival Drumband Etnik bahkan bisa menampilkan lebih dari dua etnik. Ada yang mengolaborasi etnik Banyuwangi dengan etnik lainnya, seperti Bali, Madura, dan Minang.
Seperti yang ditampilkan drum band TK Hang Tuah 21 Banyuwangi. Anak-anak yang lucu dan menggemaskan dengan penuh percaya diri membawakan lagu Sorak-Sorak Bergembira dan Minak Jinggo. Dengan gaya jenaka, mereka bermain dengan apik dan menggemaskan. Alat musik yang ada mereka mainkan dengan terampil layaknya musisi profesional.
"Menyenangkan sekali penampilan anak-anak ini. Lagu-lagu daerah Nusantara yang ditampilkan mengingatkan saya pada masa kecil kita. Ini juga jadi inspirasi saya mengenalkan lagu-lagu Nusantara pada anak-anak kami," kata Santi Arini, salah satu pengunjung yang hadir.
Event tersebut dihadiri Wakil Ketua Umum II Pengurus Besar Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI), Kolonel Purnawirawan Muryanto.